“Orang tua menghadapi beberapa tantangan baru seperti perubahan rutinitas yang signifikan, kesulitan interaksi, kesulitan psikososial dan ekonomi, manajemen emosi dan energi, ketidakpastian masa depan, serta adaptasi terhadap teknologi,” ujar Lenny dalam Webinar ‘Gembira Bersama Keluarga Melalui Komunikasi dan Pengasuhan Positif di Era New Normal’, (04/7).
Lenny menjelaskan, relasi kuasa dalam keluarga harus mulai dikikis guna menghadapi sejumlah tantangan tersebut dengan tidak memosisikan diri orang tua dengan anak sebagai atasan dan bawahan. Orang tua juga perlu melibatkan anak dalam berdiskusi dan menjadi sahabat bagi anak.
“Orang tua dan seluruh anggota keluarga bertanggungjawab membangun iklim positif di rumah. Ada tips bagi orang tua agar bisa menjadi sahabat anak dengan melakukan 9 M. Memberi pujian dan apresiasi, menjadi pendamping yang baik, menjadi pendengar yang baik, menghargai privasi anak, dan meyakinkan bahwa orang tua peduli. Orang tua juga perlu memberi ruang gerak anak, meningkatkan rasa percaya diri anak serta menjadi inspirasi dan panutan bagi anak,” jelas Lenny.
Sejalan dengan hal itu, Ketua Kompartemen 7 Hubungan Nasional dan Internasional Pengurus Pusat Himpsi Anrilla EM Ningday menuturkan jika kebahagiaan keluarga di masa pandemi harus diupayakan.
Artis dan Penulis Parenthink, Mona Ratuliu menambahkan jika selama masa pengasuhan di masa pandemi, konflik antar suami istri mungkin saja terjadi. Oleh karena itu orang tua juga perlu mengelola kesehatan mental diri sendiri.
“Konflik itu sering terjadi. Terutama banyak kebutuhan yang tidak terpenuhi. Orang tua harus mengelola diri sendiri dulu, penyelesaiannya tentu melalui komunikasi. Menghadapi hal baru pastinya banyak kericuhan di rumah, tetapi semuanya bisa diselesaikan dengan kasih sayang, komunikasi, dan terus belajar. Walaupun keadaan sekarang serba sulit harus diingat gembira bersama keluarga menjadi hal yang utama untuk menghadapinya bersama,” ujar Mona.
Di sisi lain, kemampuan orang tua dalam mengelola atau melakukan manajemen keluarga dan pengasuhan berpengaruh terhadap kinerja mereka di tempat kerja. Menurut Direktur PT Kaltim Nitrate Indonesia Mei Suryawan peningkatan kinerja seorang karyawan sangat bergantung dengan bagaimana karyawan terbebas dari permasalahan keluarga.
“Jika kebutuhan keluarga terpenuhi, karyawan bisa fokus dalam bekerja sehingga kinerja dapat ditingkatkan. Jika tidak diperhatikan kebutuhan keluarga karyawan, karyawan tidak akan dapat bekerja dengan baik dan membuat kinerja perusahaan juga menjadi buruk,” kata Mei Suryawan.
Melihat bahwa kondisi ini harus disikapi dengan baik, PT.Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) sebagai salah satu anggota Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) di Kota Bontang-Kalimantan Timur, berkomitmen untuk meningkatkan kepedulian terhadap topik-topik keluarga. Salah satunya dengan menyelenggarakan webinar guna mempersiapkan pengetahuan dan wawasan para pekerjanya terkait pengasuhan anak berbasis hak anak di era tatanan hidup baru.(Tiru,publikasikemenPPPA)
12 Komentar