Suku Besar Yerisiam Gua di Nabire minta, Bupati baru harus perhatikan Masyarakat adat

Sekretaris Suku Besar Yerisiam Gua, Robertino Hanebora – BumiofiNavandu/Ist.

Nabire, BumiofiNavandu – Kabupaten Nabire baru saja melangsungkan Pemilu atahun 2021 yakni Pemungutan Suara Ulang (PSU). PSU yang dilangsungkan pada Rabu (28/7/2021) itu berjalan dengan aman dan kondusif dikawal oleh aparat TNI dan Polri.

Suku Yerisiam merasa bahwa Pemerintah selama 10-Tahun terakhir tidak berjalan maksimal, bukan berarti kepemimpinan Bupati sebelumnya tidak bagus. akan tetapi, tidak berjalan secara maksimal baik dari segi birokrasi, pembangunan serta masyarakat adat tidak diakomodir terutama suku asli Nabire.

Bacaan Lainnya

“Walaupun hasil PSU masih dalam rekapan dan perhitungan tetapi kami harapkan tidak seperti Kepemimpinan sebelumny,” hal tersebut dikatakan Sekretaris Suku Besar Yerisiam Gua, Robertino Hanebora melalui selulernya melalui selulernya, Jumat (30/07/2021).

Menurutnya, Bupati Nabire terpilih nantinya tidak menjadi Pimpinan tim suksesnya tetapi menjadi pimpinan dan orang tua seluruh masyarakat di Kabupaten Nabire. yang bisa mengakomodir sekuruh kepentingan masyarakat Nabire, bukan kepentingan kelompoknya.

Sebab kepemimpinan sebelumnya kurang memperhatikan Masyarakat adat terutama pemilik hal ulayat di Nabire yakni enam suku pesisir.

“Saya tidak menjatuhkan pemimpin Nabire sebelumnya, tapi dari birokrasi sampai pembangunan yang diutamakan adalah kelompoknya, masyarakat tidak diperhatikan. misalnya, jalan-jalan di dalam Kota Nabire masih hancur berlubang, sering tergenangi air, sampah yang tidak terselesaikan dna masih banyak lagi,” tuturnya.

Terkait Masyarakat adat, Ia menilai bahwa insvestasi berskala besar seperti tambang dan sawit, masyarakat adat tidak dilibatkan dalam perencanaan. sehingga tiba-tiba datang investor dan mengambil lahan masyarakat yang berakibat pada konfliy horisontal.

Misalnya Sawit di Distrik Yaur yang berakibat konflik saudara di Kampung Sima. sehingga ini merupakan catatan penting bagi Bupati baru nantinya.

“Masyarakat adat, 10 Tahun ini kami tidak dihargai. liat saja perusahaan sawit,. kami tidak tau tetapi tiba-tiba ada perusahaan masuk, da kami di Kampung lalu berkelahi. ini yang harus diperhatikan kedepannya,” ujar Hanebora.

Terpisah, Kepala Suku Besar Yerisiam Gua, Ayub Kowoi menambahkan, Bupati baru jangan sampai asal mengeluarkan surat izin semena-mena kepada investor tanpa melibatkan masyarakat adat sebagai pemilik hal ulayat

Selain itu, Bupati baru juga nantinya diperhatikan persoalan lingkungan, seperti sampah hingga hutan untuk dijaga dan dilestarikan. untuk itu jangan ada investor yang diizinkan masuk untuk merusak lingkungan dan hutan di Nabire.

“Jadi harus Bupati baru harus hadir untuk menyelesaikan persoalan masyarakat adat. seperti konflik tanah baik sesama suku maupun suku lain. tidak mengizinkan investor tanpa lebih dulu berunding denga ln pemilik hal ulayat,” pungkas Kowoi.(Red)

PHP Dev Cloud Hosting

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *