Arif ketika sedang menambal ban motor milik Lestari – Bumiofinavandu.
Nabire, BumiofiNavandu – Lestari, sedang dalam perjalanan balik kerumahnya di kelurahan Siriwini Distrik Nabire, Kabupaten Nabire-Papua. ia baru saja mengunjungi saudaranya yang tinggal di Kelurahan Morgo.
Jarak rumah Lestari di Kelurahan Siriwini dan rumah saudaranya di Kelurahan Morgo kurang itu lebih kurang dua kilometer.
Saat melewati Pantai Nabire yang tak jauh dari rumah saudaranya. tiba-tiba ia merasakan hal aneh terjadi dengan motornya. Lestari meyakini bahwa roda depan motor scoopynya itu pasti bermasalah.
Ibu (35 Tahun) itu lalu menepi dan memeriksa apa yang sedang terjadi. dan benar saja dugaannya, ban depan motor itu kempes.
Iapun bingung sebab hari sudah malam, pukul 21.30 menit WIT. Artinya, kebanyakan bengkel penambal ban sudah tidak beroperasi lagi.
“Saya bingung tadi. Pas pulang dari kakak di Morgo. Sampai di Pantai Nabire, ban bocor,” ungkap Lestari yang sedang menambal ban motornya di salah satu bengkel di Keluharan Karang Tumaritis. Sabtu (20/3/2021) malam.
Rasa bingung menyelimuti karena hari sudah larut. Memang, terdapat beberapa bengkel yang masih beroperasi. Salah satunya di Keluharan Nabarua. Hanya saja, bengkel akan tutup pada pukul 21.00, sementara jam sudah menunjukan hampir setengah sepuluh malam.
Selang beberapa menit berlalu. Seorang temannya melihat Lestari yang kebingunan di tepi jalan. Temannya lalu menghampiri dan menanyakan sedang apa.
Ibu dua anak ini Iapun menyampaikan bahwa sedang menelepon suaminya di rumah lantaran ban motor bocor. Dia kemudian ditawarkan sahabatnya itu, bahwa akan membantu dengan mengantarnya ke salah satu bengkel di Kelurahan Karang Tumatiris.
Cerita tamannya Lestari bahwa salah satu bengkel masihh bisa dijangkau, sebab jam operasinya hingga tengah malam.
“Jadi pas telp kerumah, teman lewat dan liat. Jadi saya sampaikan ke rumah bahwa ban motor harus di tambal dan sedang sama teman ke bengkel karang, kami langusng ke sini,” ungkap Ibu dari Daerah Bantul ini.
Bengkel yang terletak di Jalan Merdaka itu tidak memiliki nama. Pengelola sekaligus pemiliknya merupakan satu keluarga yang berasal dari Bromo, Jawa Timur.
Bengkel itu adalah salah satu bengkel yang paling awal di buka, tepatnya sejak pukul 06.00 pagi. Tutupnya pukul 02.00 saban hari.
“Ada bengkel lain yang buka jam 06.00. kami 30 menit setelah itu, tapi akan tutup jam dua dan ini tiap hari begitu,”ujar Arif, salah satu pekerja di sana.
Arif (22 Tahun) bersama pamannya yang merupakan istri dari bibinya saban hari akan melayani pengendara motor roda dua yang mengalami kerusakan mesin. Menambal ban atau mengganti (baik luar ataupun dalam). Juga mengganti oli dan menambah angin.
Sementara bibinya sendiri mempunyai sebuah warung (kois) kecil yang menjajakan kokor dan beberapa kebutuhan lainnya.
“Saya dan paman urus bengkel, bibi urus kios kecil ini,” kata Arif sambil nemunjuk letak kios di samping bengkel itu.
Bensin per liternya, akan dijual seharga Rp10 ribu rupiah yang diperoleh dari pelanggannya seharga Rp7.500 rupiah.
Sedangkan untuk sekali menambal ban, ongkosnya Rp15 ribuh rupiah. Mengganti ban dalam Rp 50 ribu, Oli Rp 45 ribu. Untuk menambah angin, jika dibantu pemilik bengkel, Rp 2.000 ribu tapi kebanyakan digratiskan apalagi pemilik motor yang menambah angin sendiri.
“Kalau tambah sendiri angin, saya gratiskan saja,” ungkan lajang itu.
Bengkel keluarga ini berada di jalan poros yang sangat strategis dan sudah lebih lima Tahun. Aktifitasnya hingga subuh dilakukan terjadi lantaran ingin membantu pengendara yang membutuhkan tambalam ban atau tambah angin.
Arif mengisahkan, keluarga berpikir bahwa jika hanya melayani sejak pagi hingga sore tidak seberapa pemasukannya. Selain banyak pengendara terutama ojek yang lalu lalang di malam hari, tidak ada aktifitas lain.
Kesempatan inipun dimanfaatkan untuk peluag usahanya dijalankan.
“Kami pikir kalau malam tidak ada kerja lain. Jadi buka saja sampai jam dua. Hitung-hitung kita saling membantu, kan banyak pengojek narik malam dan tbengkel lain hanya sampai sore,” kisahnya.
Pendapatannya menurut Arif, tidak ada perbedaan santara saat ini dengan masa sebelum pandemi covid-19.
Sebab rata-rata, enceran bensin yang dijual hanya akan habis 35 liter perharinya. Mengganti ban dalam lima, menambal ban dalam terendah 20.
“Sama saja sebelum pandemi. Tapi kebanyakan malam banyak. kalau siangkan banyak bengkal yang buka,” ungkapnya.
Wahyu, seorang pengojek merasa beryukur sebab bengkel Arif melayani hingga malam hari. Menurut warga Kelurahan Girimulyo Distrik Nabire ini, ia sangat terbantu.
Sebab Wahyu biasanya mencari penumpang sejak pagi pukul 06.00-20.00 wit. Namun terkadang meleset hingga pukull 23.00 jika penumpang ramai. Atau ada pelanggannya yang meminta diantarkan.
“Jadi kalau ban motor sudah bermasalah, saya akan lari kesini. Jadi sangat membantu kami terutama pengojek,” ungkap Wahyu.(Red)
trapanese hip hop
bossa nova jazz music