Muara Sungai Kalinona yang tersumbat, dipenuhi sampah – Bumiofinavandu. |
Nabire, Bumiofinavandu – Hujan dan ombak pada (2/1/2021) silam menghantam sedikitnya 13 rumah digenangi air dari sungai maupun air laut di complex Kaalinona Pantai, RT 02/RW 04, Kelurahan Oyehe Distrik Nabire. Pasalnya, pada pukul 20.00 wit hari itu, selain ombak yang cukup tinggi, juga disertai hujan yang berakibat banjir.
“Kami disini sudah sudah langganan. Kalau hujan berarti banjir, begitu juga ombat tinggi. jadi kali terjepit laut dan darat,” ujar salah seorang warga setempat, Steven Rontunuwu di Nabire pekan lalu.
Menurutnya, jika kedua hal itu terjadi maka kondisi yang diterima adalah 13 rumah akan tergenang kurang lebih setinggi setengah meter. Selain itu, sampah – sampah juga akan ikut berdatangan baik yang erbawah arus sungai maupun dari laut terbawah ombak. Dan walaupun tidak ada korban jiwa dan kerusakan watal terhadap rumah, namun ada kerugian yangdialami yakni kerusakan perahu nelayan.
Sehingga, jika fenomena alam itu sudah terjadi dan perumahan digenangi sampah dan air, biasanya warga akan bahu membahu untuk membendung air laut. Dengan cara, pasir g diisi di karung untuk membendung ombank ataupun bergotong royong membersihkan sampah.
“Tapi, selama ini tidak ada perhatian dari pemerintah atau instansi yang berwewenang,” tutur Steven.
Warga lainnya, Jack Marey, mengayangkan hal ini terjadi terus menerus tanpa ada penanganan. Padahal yang dibutuhkan saat ini adalah tanggul, baik untuk sungainya maupun dari lautnya.
Mantan ketua RT ini mengakuh ada tanggul yang sudah dikerjakan oleh PT Pertamina Cabang Nabire. hanya saha baru sebelahnya yakni yang berdekatan dengan lahan pertamian, sementara untuk seberang perumahan warga tidak.
“Ini sudah bertahun-tahun begini terus. Memang kalau sungai ini sudah ada tanggul, yang dikerjakan pertamina. Tapi hanya sebelah sedangkan sebelahnya tidak,” ujar Marey.
Kata dia, ada dua permintaan warga setempat yakni tanggul untuk sungai maupun tanggul di pantai untuk menahan ombak.
Selain itu ia juga meminta kepada warga di bantaran sungai Kalinona bagian hilir, untuk tidak dengan seenaknya membuang sampah di sungai (kali, sebutan warga setempat). Sebab jika hal itu terjadi dan hujan maka rumah warga di muara akan menerima resikonya.
“Jadi kami hanya minta tanggul. Kemudian kami juuga minta warga lain disepanjang kali ini untuk tidak buang sampah ke kali, karena imbasnya warga di sini yang kena sampahnya,” imbuh Marey.(*)