Maria Geong, perempuan Manggarai Barat yang mengusung paket MISI (Maria – Sil) di Pilkada Mabar 2020 – Foto/Dok. Ignasius Nasu Suradin |
Beberapa hari terakhir beranda media sosial diramaikan oleh kemunculan informasi, berita, celotehan, dan sharing gagasan mengenai coronavirus disease 2019 atau covid-19 dan hiruk-pikuk pilkada serentak 2020.
Ihwal pilkada, yang dihelat 9 Desember 2020 di 9 provinsi, 224 kabupaten dan 37 kota, fokus perhatian saya adalah Manggarai Barat—daerah yang kini dipimpin bupati Agustinus Ch. Dula dan wakil bupati Maria Geong.
Daerah ini terkenal dengan destinasi wisatanya. Pantai Pink, pulau Padar, Taman Nasional Komodo, istana ular, vanili, padi, kemiri, cengkih, dan tentu masih banyak kekayaan yang dimiliki kabupaten yang berdiri sesuai Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2003.
Apakah ini yang membuat saya lantas menulis catatan ringan ini, sembari menghabiskan jagung goreng (sangrai) dan kopi dua gelas? Tidak Ferguso! Sosok Maria Geong.
Kemunculan sosok perempuan bernama Maria Geong di Pilkada Mabar sedianya menarik untuk diulas.
Sebagai daerah yang kental dengan budaya patriarki, kehadiran perempuan di kancah perpolitikan Manggarai, khususnya Mabar adalah sesuatu yang tidak lumrah. Maria Geong patut diacungi jempol karena berani menerobos sekat-sekat gender dan budaya patriarki di Bumi Congkasae.
Dia menggandeng Silverius Syukur sebagai wakilnya. Laman resmi KPU Mabar menulis bahwa bakal calon bupati Mabar, Maria Geong dan bakal calon wakil bupati Mabar, Silverius Syukur mendaftar pada Sabtu, 5 September 2020.
Paket MISI (Maria – Sil) diusung PDIP, Gerindra, PKB dan Perindo, dengan dukungan 8 kursi di DPRD.
Meski sedang diverifikasi KPU Mabar, MISI akan bertarung melawan tiga bakal calon lainnya: Adrianus Garu – Anggalinus Gapul (Hanura dan PAN), Edistasius Endi – Yulianus Weng (Nasdem, PKPI, PBB dan Golkar), dan Pantas Ferdinandus – Andi Risky Nur Cahya (Demokrat, PPP, PKS).
Maria Geong adalah satu-satunya kontestan perempuan dalam kontestasi pilkada Mabar dan perempuan pertama yang maju di pilkada kabupaten yang lautannya lebih luas daripada daratan ini.
Kehadiran doktor asal Ranggu, Kuwus ini di panggung politik menyita perhatian publik. Bupati Gusti Dula di Ranggu pada Minggu, 12 Juli 2020, menyebut Maria Geong sebagai perempuan tangguh, luar biasa, dan berwawasan luas.
Bila dilacak riwayat pendidikannya, perempuan kelahiran Ruteng, 21 November 1957 ini punya kemampuan intelektualitas dan wawasan yang tidak diragukan lagi.
Ia menamatkan pendidikan dasar di SDK Ruteng III (1970), SMP Subsidi (1973), dan SMA Swadaya Bersubsidi (1976). Lalu pendidikan sarjananya didapat dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta (1983) serta pendidikan S2 (1996) dan doktor (2000) dari Murdoch University, Australia.
Doktor lulusan Negeri Kanguru ini juga punya segudang prestasi dan pengalaman berorganisasi dan pekerjaan.
Mulai dari anggota GMNI Yogyakarta (1978-1985), Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), anggota Australian Alumni Representative Group-Indonesia, Wakil Ketua Himpunan Peternak dan Pengusaha Perunggasan (HP3) NTT, Tim Penasehat Asosiasi Peternak dan Pengusaha Babi (ASPPEBI) NTT, Wakil Ketua Bidang Maritim, Ekonomi, Pembangunan Manusia dan Kebudayaan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Manggarai Barat Masa Bakti 2015-2020, hingga sebagai Koordinator, Peneliti Utama dan Supervisor pada berbagai penelitian di dalam dan luar negeri.
Sebut saja The Development Of a National Surveillance System for Classical Swine Fever, Avian Influenza and Foot Mouth Disease in Indonesia and Australia, Livestock Movement and Managing Disease in Eastern Indonesia and Eastern Australia (Extension to RD Timor Leste 2011-2012), Improving Veterinary Service Delivery in Decentralised Indonesia, tim Collaborative Survey Emerging and New Emerging Infectious Disease di wilayah Timur Australia, Papua Nugini, wilayah selatan Indonesia dan RD Timor Leste, tim Pengkaji Pembangunan Program Studi Kesehatan Hewan di Politeknik Negeri Kupang, tahun 1999-2002 dan tim penggagas pengembangan program studi kedokteran hewan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang tahun 2004-2006.
Tahun 2001 – 2004 Maria Geong menjabat Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Hewan pada Dinas Peternakan Provinsi NTT dan Kepala sub Dinas Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Provinsi NTT tahun 2004-2009.
Lima tahun kemudian, 2009-2013, beliau menjabat Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas NTT, serta fungsional Penyuluh Pertanian Madya pada Dinas Peternakan Provinsi NTT pada 2013-2015. Dia juga pernah menjadi dosen tidak tetap Politeknik Pertanian Negeri Kupang pada 1987-1995.
Tidak sendiri
Maria Geong tentu bukan satu-satunya perempuan Flobamora yang memilih jadi politisi. Di kursi DPRD NTT periode 2019-2024 ada 12 perempuan dari 65 legislator. Emelia Julia Nomleni (PDIP) sebagai Ketua DPRD NTT dan Inche Sayuna (Golkar) sebagai Wakil Ketua 1.
Di eksekutif, ada Paulina Haning – Bullu, yang lebih dulu dilantik Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat pada 14 Februari 2019, di Kupang, sebagai bupati Rote Ndao. Usai dilantik, Paulina berujar bahwa perempuan NTT harus bangkit.
Setelah Paulina, bupati perempuan pertama di Flobamora, maka Maria Geong bakal calon bupati Mabar dan Kristiana Muki bakal calon bupati Timor Tengah Utara (TTU) bisa jadi menyusul pendahulunya tadi.
Ketua DPRD NTT Emilia Nomleni di Labuan Bajo pada 5 September lalu mengatakan, perempuan memimpin dengan hati. Maria sekarang bagian dari sosok yang telah diberikan kesempatan untuk belajar menjadi pemimpin dan kini ditugaskan untuk menjadi pemimpin lima tahun ke depan.
“Kami tidak mau coba-coba lagi. Dia terus melangkah karena telah menapakkan kakainya sebagai pemimpin pada waktu lalu dan sekarang ia melanjutkan tugas dan tanggung jawabnya,” kata Emelia Julia Nomlena seperti disiarkan channel Jose Mindjo.
Saya bukan orang Mabar, tapi sebagai darah Mabar (Kolang), saya punya ikatan emosional, sehingga punya harapan besar untuk masa depan Mabar di pundak Ine Maria atau Mama Maria Geong untuk sebuah perubahan yang baik, sebagaimana tagline kampanyenya “membangun desa menata kota“.
Sedianya Ine Maria dengan paket MISI dapat membawa perubahan bagi kabupaten yang punya destinasi wisata super premium Labuan Bajo dengan keunikan komodo di dalam kawasan Taman Nasional Komodo (TNK).
Kawan saya, Ignasius Suradin berkata, Ine Maria hanya punya 3M (Modul Model Modal) dan Kartu Kerja 4 AS (Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Ikhlas, Kerja Tuntas).(Red,TM)
25 Komentar