Yesus menghendaki agar para murid melakukan tindakan pembebasan bagi orang yang terikat roh-roh jahat – foto/Pixabay.com |
Allah adalah Sang Pencipta, baik yang rohani maupun yang jasmani. Ilustrasi – Foto/Pixabay |
Dasar iman pelayanan pastoral eksorsis
Dalam Injil Mat.10:1 “Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan”.
Kemudian dalam Injil Mrk. 13:13-15 ”Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injildan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan”.
Di sini sangat jelas bahwa Yesus menghendaki agar para murid melakukan tindakan pembebasan bagi orang yang terikat roh-roh jahat.
Tindakan semacam ini merupakan tindakan pelayanan eksorsis. Hal ini juga sangat didukung dan ditegaskan dalam KGK (Katekismus Gereja Katolik) 1673:
“Kalau Gereja resmi dan otoritatif berdoa atas nama Yesus Kristus, supaya seorang atau satu benda dilindungi terhadap kekuatan musuh yang jahat dan dibebaskan dari kekuasaanya, orang lalu berbicara tentang eksorsisme. Yesus telah melakukan doa-doa semacam itu (Bdk.Mrk. 1:25-26); Gereja menerima dari Dia kekuasaan dan tugas untuk melaksanakannya eksorsisme (Bdk. Mrk 3:15; 6:7 13; 16:17.
Dengan sejumlah persyaratan ini, seorang imam yang melakukan pelayanan pastoral eksorsis benar-benar memahami secara benar gejala dan situasi yang akan dihadapinya. Imam-imam seperti ini jelas dipercayakan oleh uskup secara khusus untuk melakukan pastoral demikian.
Namun tidak jarang juga ada imam yang melakukan pelayanan pastoral eksorsis karena berada di situasi umat, yang benar-benar mengharapkan ada imam yang melayani kebutuhan seperti itu.
Pastoral eksorsis
Situasi pastoral di lapangan sangat berbeda dengan situasi yang digosipkan di meja makan, mengenai pengalaman real para pastor, yang berhadapan dengan umat yang memohon doa, khususnya mereka yang sakit karena kerasukan roh jahat.
Ada segelintir imam yang biarawan, yang dipercayakan mengurus paroki. Dalam benak mereka, mengurus paroki pasti berkaitan dengan administrasi, pelayanan sakramen, ibadat, misa, rekoleksi, pertemuan-pertemuan, dan lain sebagainya.
Namun dalam kenyataannya mereka menghadapi situasi lain. Mereka menghadapi fenomena mistik (orang yang kerasukan) yang tak dapat dipecahkan oleh akal budi namun nyata. Hal ini mendorong mereka, mau tak mau, harus melayani umat yang demikian (sakit karena kerasukan roh jahat).
Ada segelintir imam yang mensharingkan bahwa ketika mereka menghadapi orang yang kerasukan dan mereka berdoa, kemudian menyentuhnya, tak disangka orang yang kerasukan itu sadar dan kembali pulih. Imam tersebut tidak mengerti dari mana tenaga yang diperoleh.
Situasi ini mulai menyadarkan para imam itu (birawan) kembali merenungkan arti dari sakramen imamat yang diterimanya, karena sakramen imamat yang diterima berkuasa untuk menguduskan, membebaskan, dan mengembalakan.
Pelayanan pastoral seperti ini diterima umat bahkan mereka merasa ada harapan dan jawaban, sehingga banyak umat yang peka dan sangat mengharapkan pelayan pastoral demikian.
Namun tidak dipungkiri ada umat yang berpikir skeptis akan pelayanan pastoral demikian. Mereka lebih mengutamakan penyakit yang dialami demikian diarahkan kepada penyelesaian paramedis.
Hal ini memang benar dan pantas tetapi seringkali pengalaman nyata keliru, karena setiap orang tidak mampu membedakan apakah ini penyakit karena intimidasi atau tekanan roh jahat atau sakit badan yang secara medis mengalami gangguan. Situasi ini dilematis bagi para pelayanan pastoral karena mereka juga sulit membedakannya.
Oleh karena itu, memang dibutuhkan orang-orang yang memiliki karunia memahami tentang demologi.
Namun demologi juga dapat dipelajari dan dilatih secara terus-menerus oleh setiap orang melalui meditasi, doa dan puasa, khususnya para imam yang memiliki semangat pelayanan pastoral eksorsis. Tetapi sering kali ada kekeliruan yang terjadi bagi para imam yang baru menggeluti bidang eksorsis, sebab sering kali menerjemahkan persoalan orang-orang yang mengalami kerasukan, dengan bahasa yang tidak masuk akal tetapi hanya dimengerti oleh mereka.
Persis di bagian inilah menjadi penyebab munculnya pandangan skeptisisme terhadap para imam yang membahasakan salah atau menerjemahkan secara tidak masuk akal akan orang-orang yang mengalami sakit (gangguan roh jahat).
Iman kristen
Tanggapan, penilaian dan komentar
Munculnya tanggapan, penilaian dan komentar disebabkan karena para imam yang bergelut di bidang eksorsis menerjemahkan atau membahasakan persoalan tersebut di atas kepada umat, dengan bahasa dan pengertian di luar akal sehat, tetapi hanya dimengerti oleh mereka sendiri (mereka yang memahami dan memiliki karunia tertentu).
Nah inilah titik persoalan yang menjadi pertentangan, perdebatan, dan muncul pro-kontra, karena ada umat yang percaya dan ada yang tidak percaya. Oleh karena itu, muncullah tanggapan-tanggapan, berupa ejekan, kritikan, bahkan menjadi bahan lelucon di atas meja makan.
Sedangkan penilaian itu, berupa keraguan akan kemampuan karunia yang dimiliki imam atau biarawan yang bergelut di pelayanan pastoral eksorsis, sehingga muncul pertanyaan “apakah kuasa yang diperoleh atau dipergunakannya itu berasal dari kuasa Allah semata ataukah dari warisan budaya yang diselaraskan dengan kekuatan dari Allah yang kemudian dimurnikan?
Bila muncul tanggapan dan penilaian seperti ini, maka komentar miris dan skeptis kemudian digosipkan kepada semua orang di tengah umat, sehingga akan muncul kelompok-kelompok yang setuju dengan adanya kekuatan roh jahat yang mengintimidasi manusia, dan juga kelompok yang memang tidak percaya dan tidak mau tahu.
Kelompok semacam ini didasarkan pengalaman iman atas dasar pengetahuan berdasarkan akal budi yang sehat yang dapat diterima oleh pikiran, sedangkan di luar pikiran mereka tidak percaya.
Dua pandangan ini (pro-kontra) memang berkembang di tengah umat. Namun sejauh pengalaman segelintir imam yang bergelut di bidang eksorsis menjadi tantangan, bahkan menjadi bahan gosipan dan ejekan bagi mereka. Tetapi mereka tetap teguh bahkan terus melatih dan mengembangkan dengan hati yang tulus, ikhlas dan jujur demi keselamatan umat manusia.
Bagi mereka jika pekerjaan ini adalah pekerjaan Allah yang didasarkan semangat Roh Kudus, maka pekerjaan tersebut akan mengalir terus-menerus ,tetapi kalau demi kepentingan dan keuntungan semata maka akan berhenti dan lenyap.
Dasar inilah yang memotivasi para imam untuk terus melakukan pelayanan pastoral yang bersifat eksorsis.
Penutup
Situasi dan pengalaman para imam yang berada di pelayanan pastoral mengisahkan banyak kisah yang menarik, salah satunya pelayanan pastoral eksorsis. Seperti sudah dibahas di atas, bahwa ada tanggapan, kritikan, dan komentar negatif yang meragukan pelayanan mereka sehingga mereka mengalami dilema.
Selain itu juga telah membentuk opini pro-kontra dari umat. Tetapi atas dasar semangat pelayanan pastoral dengan menerimakan sakramen imamat, mendorong mereka untuk terus berjuang dan melaksanakan dengan penuh keyakinan.
Dasar semangat ini, seperti sudah dikatakan di atas bahwa “jika pekerjaan ini adalah pekerjaan Allah yang didasarkan semangat Roh Kudus, maka pekerjaan tersebut akan mengalir terus-menerus, tetapi kalau hanya karena kepentingan dan keuntungan semata, maka akan berhenti dan lenyap. Dan itu kami sudah buktikan dengan terus melakukan pelayanan”.
Itulah ungkapan segelintir imam yang melakukan pelayanan pastoral eksorsis. Perlu diketahui bersama bahwa pelayanan pastoral eksorsis di zaman ini sangat dibutuhkan oleh umat.(Red, De Lomes).
Robini, Johanes Mariato, OP. 2014. Demologoi dan Eksorsisme : Prepespektif Teologi Katolik. Pontianak: Yayasan Santo Martinus de Porres
Jhon, A Mcmillan.1984. Perjuangan Melawan Kuasa Kegelapan. Malang: Gandum Mas
R, Martin De Haan II. Iblis Di Dalam Kegelapan. Yogyakarta: Yayasan Gloria
“Apakah-gereja-katolik-mengajarkan-adanya-iblis-setan” diakses pada tanggal 12 September 2020 di https://www.katolisitas.org
“2011/08/02/pembedaan-roh-roh” diakses pada tanggal 12 September di https://luxveritatis7.wordpress.com
“Cr-reading/demonologi” di akses pada tanggal 8 Agustus 2020 di http://cg.amoredio.org
“Wiki/Eksorsisme” diakses pada tanggal 2 Juli 2020 di https://id.wikipedia.org
“2018/06/05/ketentuan-hukum-kanonik-dan-penegasan-magisterium-tentang-eksorsisme” di akses pada tanggal 5 Agustus 2020 di https://www.mirifica.net
Sharing dari beberapa para imam yang betugas di paroki pedalam di Keukupan Jayapura dan Timika
Tulisan ini merupakan sebuah sharing dan refleksi dari segelintir orang yang bergelut di bidang pastoral eksorsis.
9 Komentar