*Titus Ruban
SUATU, burung bangun mengajak siput untuk berlomba. Lomba yang direncanakan adalah menempuh tanjung tanjung yang paling ujung di pulau itu. Kebetulan, ada beberapa tanjung yang harus dilalui sebelum sampai ke tanjung yang paling ujung.
Tentunya, burung bangau sedikit sombong dan angkuh. Pasalnya dia memiliki sayap dan bisa terbang sejauh mungkin, bila dibandingkan dengan siput yang hanya merayap diatas tanah.
Si siput mengiyakan walaupun ia sadar bahwa tidak akan menang melawan si banguan.
Singkat cerita, lomba pun digelar. Si bangun dengan gagah perkasa dan sombong, sekejap menempuh tanjung terakhir. Lomba ini dimenangkan oleh Bangau dan siput harus menerima kekalahan ini.
Lomba ini bukan hanya sekali. Namun beberapa kali dilakukan dan lagi-lagi dimenangkan oleh si bangau.
Namun karena merasa terus dikalahkan oleh bangun, si siput kemudian mencari akal untuk memenangkan lomba kali berikutnya.
Si siput,kemudian menyampaikan kepada bangau untuk sekali lagi menggelar lomba. Tentuya, bangun dengan senang menerima tawaran itu. Dalam hatinya, dia pasti menang.
Siput kemudian mengatur rencana, dia memanggil seluruh siput yang ada di pulau itu dan menyampaikan maksud dan tujuan.
Siput ini kebetulan dia raja dari semua siput yang ada. Dia menyatakan bahwa akan berlombah dengan bangua, dan lombaini harus dimenangkan siput mengat beberapa kali mereka dikalahkan bangau.
Cara untuk memenangkan adalah beberapa siput harus siap dan berada di setiap tanjung yang yang dilalui lomba. Caranya, ketika bangau sampai di tanjung pertama, maka siput yang ada di sana harus menyahut bangau bahwa dia sudah sampai.
Mereka lalu sepakat dengan strategi ini untuk mengalahkan bangau.
Singkat cerita, lomba pun dimulai. Semua siput sudah berada di setiap tanjung dan siap menanti si bangau yang angkuh.
Maka ketika si bangun sedang mendekat tanjung pertama, dengan sombongnya dia berteriak. “hai, siput. Dimanakah engkau? Saya sudah sampai di tanjung pertama”.
Dengan santai si siput menjawab, “Hei bangau, saya sudah duluan tiba beberapa menit. Engkau jangan sombong”
Jawab Bangau, baillah. Mari kita teruskan.
Begitu seterusnya hingga tanjung yang terakhir. Si bangun kembali meneriaki si siput. “Heiii siput. Dimanakah engkau? Saya pasti memenangkan lomba ini.
Namun sial menimpa si bangau. Si siput dengan santai menjawab. “Bangau, anda terlambat. Saya sudah duluan berada finis beberapa menit dan menantimu. Kenapa engkau baru sampai??
Melihat siput duluan tiba lebih dulu maka bangaupun mengakhui kekelahannya.
“Anda menang. Saya Terima kekalahan ini”
Jawab siput. :Terima Kasih Bangau”
Siput – siput kemudian berkumpul dan merayakan kemenangan mereka.
Kesimpulan dari cerita dongeng burung bangau dan siput ini adalah, setiap orang ingin memenangkan setiap perlombaan. Namun janganlah angkuh dengan apa yang diperoleh.
Karena semua ini hanya titipan. Suatu saat, mereka yang dianggap kecil dan tidak berdaya akan bangkit untuk memperoleh apa yang diinginkan.
Sehingga kita tidak boleh bersikap angkuh atau sombong, karena akan merugikan diri sendiri.[*]
Dongen ini diangkat dari kisah semasa kecil penulis, dimana cerita ini sering disuguhkan oleh sang kakek saban hari sebelum beranjak tidur.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Bumiofinavandu.com”, caranya klik link https://t.me/wartabumiofinabirepapuatengah lalu join. Jangan lupa install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.