Pagiku datang tetes embun membasahi Tana Tabi di tujuh Januari
Terik mentari tembus kepala tatkala Raja Siang kian meninggi
Tiada senja lagi yang manis senyumnya tertampak dari balik Bukit Cycloop yang menawan hati
Duhai awan tebal kau selimuti langit dengan muram karamkan harap
Membentang sepanjang malam lantas tumpahkan amarah
Ibu kami dilinang air mata langit
Kau geram pada ibunda tak bersalah
Tanah air kita yang harum semerbak sejak sediakala
Basah sudah bumiku basah
Pohon-pohon yang tak berakar lagi tuk menancapkan air ke akar-akarnya perut bumi
Terpelanting sampai jauh kesana-kemari bagai perahu tanpa jangkar
Wahai kawan-kawan sezaman kenapa ibu bumi tak mampu lagi membendung air mata
Dia hamil dengan bencana tapi melahirkan ribuan anak-anak hari esok
Padahal dahulu kala tanah air kita tiada marah pada yang menjeda di tepi samudra
Wahai daun-daun bermadahlah ratap pada yang Empunya Dedaunan
Wahai bumi dimanakah serabut, tunjang, dan tunggangmu bila air mata langit
meneteskan geram tiada ampun
Sampai berapa lama lagi lagu ibuku tumpahkan air mata berkeruh menggenangkan cerita hingga pelosok kota
Entah sampai kapan lagi negeriku dibalut kemelut kiriman semesta
Di sini saban tahun anak-anak harapan bagai tiada lagi berharap
Pasrah sudah pada mama kota yang telanjang tak berdinding
Perahuku berlayar di samudra kehidupan
Di atas onggokan gelondongan yang terombang-ambing hendak bertepi
Jayapura, tana air kota, tana air beta, sa pu tana air abadi sebelum menuju eskatologi
Samudra air mata mengalir berhulu pelupuk mata bercampur sudah dengan air mata langit di tepi samudra teduh
Duka kota kita kataku sisakan puing-puing cerita lara esok atau lusa atau bahkan selamanya
Menyeduh lumpur menyerpih harapku bila aku tepekur
Terkubur dalam-dalam di lumpur yang membentur batu bata dan beton dunia kapitalis
Aduh, kemana lagi muara mata air kami kalau Muara Tami di tepi lautan teduh tak lagi ramah
Sedangkan Muara Tami tiada kan kembali menjernih sapanjang hayat
Port Numbay tanah air kami, tanah harapan kita, mama dari negeri yang dikenal sejak sedia kala
Ketar daku dikala gelombang samudra cetar ceter beriringan dengan si petir
Sampai di sini rintihan anak-anak harapan, kalau boleh sampai di sini saja air mata ibu melahirkan samudra air mata
Jangan lagi esok atau lusa duka seperti busa yang membuih tanpa pegangan seperti tongkat Nabi Musa [*]
Dapatkan update berita Bumiofinavandu.com dengan bergabung di Telegram. Caranya muda, Anda harus menginstall aplikasi Telegram terlebih dulu di Android/Ponsel lalu klik https://t.me/wartabumiofinabirepapuatengah lalu join. Atau dapatkan juga di medsos (Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, Tiktok) dengan nama akun Warta Bumiofi.
Does your blog have a contact page? I’m having trouble locating it but,
I’d like to shoot you an e-mail. I’ve got some recommendations for your
blog you might be interested in hearing. Either way,
great blog and I look forward to seeing it improve over time.
It’s very easy to find out any matter on web as compared to textbooks, as I found this paragraph at this web page.
I’ve been browsing online greater than 3 hours these days, yet I by no means found any interesting article
like yours. It’s lovely value sufficient for me.
Personally, if all webmasters and bloggers made just right content as you probably did, the web will
probably be much more helpful than ever before.
Sweet blog! I found it while surfing around on Yahoo News.
Do you have any tips on how to get listed in Yahoo
News? I’ve been trying for a while but I never seem to get there!
Cheers
Wonderful blog! I found it while searching on Yahoo News.
Do you have any tips on how to get listed in Yahoo News?
I’ve been trying for a while but I never seem to get there!
Appreciate it
Ponto IPTV a melhor programacao de canais IPTV do Brasil, filmes, series, futebol
My website: анальное порно
Major thanks for the article post. Much thanks again.
My website: russkoeporno365.pro