Nabire, BumiofiNavandu – Puluhan mahasiswa asal Nabire dan Wilayah Meepago melakukan demostrasi di depan kediaman (rumah Dinas) Bupati Nabire di kompleks Tapioka, Kelurahan Siriwini, Distrik Nabire, Nabire-Papua, pada Kamis (12/8/2021). demo ini dilakukan guna menuntut agar Pemkab Nabire membuka jalur laut dan memberikan akses bagi penumpang untuk bepergian dari dan ke Nabire melalui jalur laut. Kelompo mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa dari kota study Jayapura.
Koordinator aksi, Franssiskus Yobe dalam orasinya mengatakan, pihaknya mendesak Pemkab Nabire untuk segera mengizinkan Kapal penumpang pelni untuk melayani orang bepergian melalui jalur laut. Setidaknya, dalam orasinya ini Franiskus mewakili teman-temannya untuk menyampaikan tiga tuntutan diantaranya; Pertama banyak mahasiswa baru yang telah mendaftar namun belum tiba di Jayapura lantaran belum ada kapal laut yang melayani penumpang. Kedua; beberapa mahasiswa semester akhir dalam waktu dekat akan diwisuda sehingga harus segera kembali ke Jayapura. Ketiga; banyak mahasiswa yang hendak melunasi uang kuliah sehingga perlu tiba di Jayapura mengingat batas akhir bembayaran di bulan Agustus.
“Ini nanti siapa yang tanggungjawab, apakah Pemkab Nabire? kata Yobe.
Yobe mengancam akan kembali menduduku Kediaman rumah Bupati Nabire dalam esok hari jika Pemkab Nabire tidak memberikan jawaban yang pasti.
Sehingga, Ia dan rekan-rekannya berharap agar pemkab Nabire dapat memperhatikan tuntutan mereka. sebab jika tidak, proses perkuliahan mereke (mahasiswa) akan terbengkalai.
“Kami sangat berharap ada jawaban yang pasti. Kalau tidak kami akan datang dan tidur di kediaman sini sampai ada jawaban,” ungkap mahasiswa Fakultas FKM Uncen semester 6 ini.
Sementara itu, Asisten I bidang Pemerintahan Pemkab Nabire, La Halim menjelaskan, Kapal Putih milik PT Pelni yang masuk belum bisa menerima penumpang. sehingga, Kapal hanya di bolehkan masuk karena mambawa barang atau bahan makanan seperti beras, supermi atau kebutuhan lainnya. sehingga jika, mahasiswa ingin ke kota study di Jayapura maka hendaknya bersabar hingga penerapan PPKM yang diberlakukan oleh Pemprov Papua berakhir pada 31 Agustus nanti.
“Kalau PPKM sudah di cabut maka kapal Pelni bisa melayani penumpang seperti semua,” jelas La Halim.
Apalagi saat ini kata La Halim, terdapat beberapa Kabupaten seperti Mimika, Jayapura dan Kota Jayapura yang sedang memberlakukan PPKM level 4, makanya kapal belum bisa angkut penumpang. Apalagi Kota Jayapura belum mengizinkan orang masuk keluar Jayapura melalui kapal laut, kecuali petugas atau orang sakit dan barang.
“Saya harap bersabar, nanti kalau sudah buka PPKM baru kapal bisa angkut penumpang. Kita Pamkab Nabire adalah bawahan dari Pemprov Papua, maka wajib melaksanakan arahan dann kebijakan Gubernur Papua,” pungkasnya.
Informasi yang dihimpun BumiofiNavandu, para mahasiswa sebelumnya tiba sejak pagi di Pelabuhan Laut Teluk Kimi, Samabusa Nabire. mereka hendak menuntut agar kapal KM Gunung Dempo yang masuk pagi tadi mengangkut kembali ke Jayapura. Namun, otorites pelabuhan dan Pelni serta petugas satgas dan keamanan tidak mengizinkan mahasiswa naik ke kapal. Pasalnya KM Gunung Dempo yang sandar di pelabuhan pada pukul 13.-14.00 tersebut hanya mengangkut sembako dan bukan penumpang.
Para mahasiswa kemudian dikawal ketat oleh aparat Kepolosian Polres Nabire kembali ke Kota dan melakukan orasi di depan halaman rumah (rumah Dinas) kediaman Bupati Nabire dan melakukan orasi. Sebab rumah tersebut sedang dihuni oleh Penjabat Bupati Nabire, Dokter Antor Tony Mote. Disaat yang bersamaan, Penjabat Bupati sedang tidak di rumah lantaran sedang melakukan tugas luar ke Jayapura.(*)
16 Komentar