Ilustrasi penutupan Usaha – Pixabay.com. |
Nabire, BumiofiNavandu – Kepala Dinas Koparasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Nabire, Victor Tebai mengatakan, tercatat ada 326 koperasi di daerah ini. akan tetapi, saat ini hanya sebanyak 30 koperasi yang masih aktif.
Dari jumlah itu (30 koperasi), hanya 16 koperasi yang mampu membuat Rapat Anggota Koperasi (RAK) Tahunan.
“tidak sampai 20 Koperasi yang buat RAK, padahal ada ratusan koperasi tapi aktif hanya puluhan,” ujar Tebai di Nabire. Rabu (16/6/2021).
Menurutnya, ada banyak koperasi. Misalnya Koperasi Masyarakat (Kopermas) yang kerjasama dengan pengusaha pemegang Hak Pengelolaan Hutan (HPH), koperasi yang kerjasama dengan perusahaan dan koperasi di kampung, koperasi pegawai, Koperasi TNI dan Koperasi Polri serta koperasi unit desa (KUD).
“KUD juga banyak yang macet,” tuturnya.
Dia menilai, macetnya koperasi di daerah ini karena beberapa faktor, yakni manajemen perkoperasian, keterbatasan wawasan pengurus dan masyarakat. termasuk kemampuan manajerial dari pengurus, disamping macet karena hutang.
Sedangkan, untuk pembinaan dari dinas operasi dan UKM belum maksimal. Sebab dinas sendiri membutuhkan anggaran untuk sebagai dukungan untuk pembinan.
“Pembinaan ini yang masalah, karena tidak ada anggaran daerah untuk ini. kita pernah usul tapi oleh penentu kebijakan daerah belum disetujui,” ungkapnya.
Terpisah, anggota DPRD Nabire, Rohedy M Cahya berpendapat, pemerintah daerah seharusnya merangsang koperasi untuk lebih giat lagi memajukan usahanya.
Koperasi untuk pengembangan usaha mikro harus dibangkitkan. Sehingga, usaha-usaha kecil dan mikro dapat bersaing dengan usaha besar.
“Saya pikir ini tugas pemerintah daerah, apalagi di masa pandemi ini. ekonomi jangan sampai menurun, minimal bisa dipertahankan,” ungkapnya.(Red)