Masamba, Bumiofinavandu – Korban banjir bandang yang saat ini menempati hunian sementara (huntara) di kawasan Desa Radda, Masamba, Luwu Utara mencapai total 1.147 kepala keluarga terdiri dari : 1.485 laki-laki dewasa, 1.142 perempuan, 62 balita laki-laki, 66 balita perempuan, 103 anak laki-laki, 103 anak perempuan, 42 lansia laki-laki dan 31 lansia perempuan. Tinggal di kawasan huntara di tengah lahan pohon sawit dan cuaca panas menyengat bukan hal yang mudah diadaptasi para pengungsi. Mereka harus berjuang untuk bisa pulih dari trauma, memikirkan kelanjutan masa depan penghidupan mereka dan berjuang agar tidak terpapar dari Covid-19.
Di kawasan ini Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bekerjasama dengan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) selama dua hari menyediakan layanan konseling psikososial untuk membantu pemulihan korban perempuan dan remaja dari trauma pasca bencana. Hasil assestment HIMPSI menunjukkan selama 4 bulan pasca bencana, masih banyak korban kategori remaja yang susah tidur, ketakutan saat turun hujan, takut pada malam dan kegelapan serta sering mimpi buruk. Beberapa layanan dan pendampingan diberikan agar korban bisa belajar memulihkan diri sendiri.
“Selama konseling kami diberikan beberapa teknik seperti gerakan tangan untuk menghilangkan rasa trauma dan kami semua sangat antusias. Kami bisa saling berbagi pengalaman dan mendukung satu sama lain dalam grup penyintas di kawasan huntara ini. Kami bersyukur dukungan grup penyintas di sini sangat kuat sehingga kami tidak merasa sendirian saat trauma itu datang.”ungkap dua tenaga kesehatan sekaligus penyintas yang identitasnya dirahasiakan.
Selain posko konseling, Kemen PPPA bekerjasama dengan Forum Anak, Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) dan relawan Cakra Abhipraya Responsif turut memberikan dukungan psikososial dan pemenuhan gizi bagi anak-anak korban. Sabita, perwakilan dari Forum Anak menyatakan mereka membutuhkan psikolog karena masih banyak anak yang belum pulih dari trauma.
“Anak-anak disini membutuhkan tenaga psikolog yang bisa membantu mereka menghilangkan trauma akibat banjir bandang. Kami juga ingin agar disediakan edukasi mitigasi bencana untuk anak mengingat Masamba merupakan kawasan rawan bencana.”ungkap Sagita.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA), Bintang Puspayoga memberikan apresiasi bagi Cakra Abhipraya Responsive yang telah melakukan pendampingan di 13 titik di Luwu Utara.
“Terima kasih atas langkah-langkah pendampingan psikososial yang sudah dilakukan. Saya setuju dengan terpenuhinya pemenuhan gizi anak-anak di huntara karena dengan gizi yang baik, anak-anak bisa tetap konsentrasi belajar. Harapan saya, kalian anak-anak tetap harus semangat belajar. Tetap semangat, selalu bahagia dan selalu tersenyum. Tenaga psikolog yang belum ada memang menjadi perhatian kami dan itu sebabnya kami hadir membawa serta para psikolog dari HIMPSI. Semoga bisa meringankan beban korban khususnya perempuan dan anak.”ujar Menteri Bintang.
Menteri Bintang beserta jajaran mengunjungi lokasi bencana untuk memberikan dukungan pada para korban agar bisa kembali bangkit menata kehidupan. Dengan bersinergi dengan dunia usaha seperti PT.Telkom, Ikatan Wanita Pengusaha (IWAPI) serta Bank Tabungan Negara memberikan beberapa pelatihan seperti menjahit, merangkai bunga, memasak aneka kuliner, pelatihan pertanian hidroponik, pertukangan dan pengelolaan usaha. Menteri Bintang berharap pelatihan ini menjadi bekal bagi korban untuk mengisi waktu mereka di huntara. Menteri Bintang dalam kesempatan ini juga meresmikan Pos Ramah Perempuan dan Anak di huntara yang antara lain menyediakan layanan pengaduan, pemeriksaan kesehatan, pelayanan pemeriksaan ibu hamil yang diprakarsai Kementerian Kesehatan, UNFPA dan AusAids.(Red)
I like this site it’s a master piece! Glad I noticed
this ohttps://69v.topn google.Blog monetyze