Jakarta, Bumiofinavandu – Pandemi Covid-19 telah menimbulkan dampak negatif di berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk ketahanan pangan. Ancaman krisis pangan terjadi karena terhambatnya distribusi pasokan pangan akibat karantina wilayah dan pembatasan transportasi yang diterapkan beberapa daerah di Indonesia. Selain itu, pandemi juga memperdalam jurang ketidaksetaraan gender sehingga posisi perempuan menjadi semakin rentan. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, (PPPA), Bintang Puspayoga menegaskan bahwa dengan pemberdayaan perempuan, permasalahan serta dampak negatif yang timbul akibat pandemi dapat terselesaikan dengan lebih cepat dan tepat.
“Perempuan yang berdaya adalah kekuatan bagi kemajuan bangsa. Berdasarkan data proyeksi BPS, pada 2018, tercatat sekitar 49,8% total penduduk Indonesia adalah perempuan. Jumlah ini menunjukan bahwa perempuan adalah setengah dari kekuatan sumber daya manusia (SDM) bangsa ini. Kita membutuhkan perempuan-perempuan yang mandiri dan berdaya untuk meningkatkan kualitas SDM dan keluarga Indonesia. Untuk itu, Kemen PPPA terus berupaya agar perempuan dapat terlibat dan berperan secara aktif dalam proses pembangunan,” ungkap Menteri Bintang dalam acara Gerakan ‘Tanam Serentak Seluruh Indonesia’ yang dilaksanakan secara virtual dan offline hari ini.
Menteri Bintang menyampaikan apresiasi setinggi-setingginya kepada Dewan Pimpinan Nasional Perempuan Tani, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPN Perempuan Tani HKTI) yang telah menyelenggarakan acara Gerakan ‘Tanam Serentak Seluruh Indonesia’ sebagai bentuk nyata dari sinergi dalam mewujudkan perempuan Indonesia yang berdaya untuk Indonesia Maju.
“Hari ini, perempuan di seluruh Indonesia, baik perempuan petani, ibu rumah tangga, dan perempuan dari segala profesi, berkumpul untuk menanam pangan hortikultura seperti cabai, jagung, terong, kangkung, bayam, dan lain-lain. Diperkuat dengan edukasi penanaman holtikultura sehingga dapat meningkatkan pengetahuan mereka mengenai ketahanan pangan,” jelas Menteri Bintang.
Lebih lanjut, para peserta juga dibekali pengetahuan untuk bisa memonitor kegiatan pertanian secara digital. Menteri Bintang menilai langkah tersebut dapat meningkatkan mutu dan mempermudah akses pangan bagi keluarga, membantu program ketahanan pangan nasional, serta melahirkan perempuan-perempuan yang memiliki kecakapan digital, sehingga nantinya akan berpengaruh pada peningkatan kualitas SDM bangsa Indonesia.
“Saya sangat mendukung jika gerakan ini terus dilaksanakan secara berkelanjutan, diduplikasi ke lebih banyak daerah, dan dilaksanakan lebih masif untuk mencapai manfaat yang lebih besar lagi. Saya harap kegiatan ini dapat memotivasi dan menginspirasi terselenggaranya kegiatan-kegiatan serupa. Marilah bersama-sama kita melakukan kerja nyata, bersinergi antar sektor, serta menghimpun dukungan demi pemberdayaan perempuan, termasuk dalam mencapai ketahanan serta kedaulatan pangan nasional,” ujar Menteri Bintang.
Sama halnya dengan Menteri Bintang, Ketua Umum HKTI, Moeldoko turut memberikan apresiasi dan merasa bangga atas terselenggaranya acara Gerakan ‘Tanam Serentak Seluruh Indonesia’ sebagai bentuk kerja nyata Perempuan Tani HKTI yang selalu berperan aktif memperkuat ketahanan pangan nasional. Moeldoko berharap dengan adanya Perempuan Tani HKTI dapat memotivasi para perempuan untuk berkontribusi menjaga stabilitas harga bahan pangan di Indonesia terutama di masa pandemi ini, menurunkan angka stunting melalui pemenuhan makanan sehat dan bergizi, serta mewujudkan manajemen rumah tangga yang tertata dengan baik.
Sependapat dengan Moeldoko, Ketua Umum Perempuan Tani HKTI, Dian Novita Susanto mengungkapkan bahwa bencana krisis pangan yang terjadi di tengah pandemi menyebabkan naiknya harga bahan pangan dan menimbulkan inflasi. Oleh karena itu, Perempuan Tani HKTI menginisiasi acara Gerakan ‘Tanam Serentak Seluruh Indonesia’ yang mengajak seluruh perempuan di Indonesia untuk menanam pangan holtikultura dengan memanfaatkan lahan kosong di rumah mereka.
“Melalui gerakan ini, kami harap Perempuan Tani HKTI dapat membantu pemerintah untuk menjamin ketersediaan bahan pangan dalam keluarga sebagai lingkungan terkecil dalam masyarakat, serta mendorong program Ketahanan Pangan Nasional,” tambah Dian.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Enterprise dan Business Service Telkom Indonesia, Edi Witjara menuturkan Telkom Indonesia hadir untuk mendukung upaya Perempuan Tani HKTI dalam memperkuat Ketahanan Pangan Nasional dengan menyediakan infrastruktur telekomunikasi dan menghadirkan aplikasi ‘AGREE’. Aplikasi ini hadir bertujuan untuk membantu Perempuan Tani HKTI dalam memantau proses tanam, menyediakan informasi seperti waktu panen, jumlah panen, lokasi, komoditas pertanian, hingga pengajuan bantuan permodalan, termasuk sarana subsidi tani.
“Aplikasi ‘AGREE’ juga menyediakan fitur untuk membuka dan memperluas akses pemasaran, serta menyebarkan video edukasi terkait pertanian secara luas sehingga seluruh anggota HKTI di Indonesia bisa memanfaatkannya. Kami sangat senang berkolaborasi dan membantu Perempuan Tani HKTI. Semoga dengan hadirnya aplikasi ini, hasil panen bisa lebih baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan para petani di Indonesia,” terang Edi.(Red)
music to relax