Angkutan Perintis di Nabire kembali beroperasi

Bad Laud _ Bajak Laud, [21.08.21 21:21] Salah satu Bis Damri yang terparkir di halaman Kantor Damri Cabang Nabire – Bumiofinavandu.

Nabire, Bumiofinavandu – Angkutan Perintis atau Damri di Nabire memiliki tujuh trayek pelayanan. Ketujuh trayek tersebut antara lain, Nabire – Makimi, Nabire – Lagari, Nabire – Topo, Nabire – Paniai, Nabire – Kaladiri, Nabire – Yaro I dan Nabire Nabire – Sima.    Kepala Damri Cabang Nabire, Peiter J Wally mengatakan, pelayanan di saat awal pandemi covid-19 pada maret silam hampir lebih dari tiga bulan macet total akibat pembatasan sosial.   

“Menang di saat awal pandemi covid-19 bulan maret hingga awal juni terkendala pembatasan sosial,” ujar Wally di ruang kerjanya pecan lalu.   

Bacaan Lainnya

Kata dia, sedikitnya terdapat empat trayek yang tidak beroperasi total kala itu (awal pandemi covid-19) yakni, Nabire – Topo, Nabire – Makimi, Nabire – Lagari, serta Nabire-Paniai. Sementara trayek lainnya beroperasi namun terkendala pembatasan sehingga jam pelayanan dikurangi dari pukul 07.00 hingga pukul 14.00.    Sedangkan diawal pencabutan pembatasan sosial, ada kendala yakni trayek Nabire – Lagari, kurang dua kilometer dari ujung trayek, ada juga pembatasan area yang dilakukan masyarakat setempat. Kemudian, memasuki di akhir Mei, trayek Nabire – Topo juga terjadi hal serupa, yaitu pembatasan dilakukan oleh masyarakat sehingga damri tidak bisa masuk ke perkampungan.   

“jadi selain pembatasan oleh akibat covid, tetapi di dua trayek ini juga ada pembayasan ole masyarakat. Jelas pelayanan sedikit terganggu dan jam operasional otomatis ikut dikurangi,” kata Wally.   

Pembatasan tersebut sangat berpengaruh terhadap pelayanan dan pendapatan Damri. Jika normal menurut Wally, pelayanan full dalam sebulah terhitung 26 hari jalan untuk masing-masing trayek.    Artinya setiap tagihan akann mencapai Rp 320 juta dalam sebulan. Dan tiga bulan pembatasan, omzetnya berkurang dan hanya Rp 76 juta selama tiga bulan itu.   

“lalu mamasuki era new normal, pelayanan sudah kembali seperti biasa dengan tentunya mengedepankan protokol kesehatan,” tuturnya.   

Namun lanjut pria asal Sentani ini, dari tujuh trayek sudah kembali normal. Akan tetapi ada kendala lain yakni penumpang belum terlalu ramai seperti biasanya.    Kendala lain yakni dari 19 armada yang ada, terdapat enam unit yang kondisinya sudah tidak layak pakai, baik dari segi mesin maupun bodynya akibat termakan usia.   

“kendalanya itu. Lalu dari tersisa 13 armada, ada dua yang rusak berat yakni mesin dan body. Tapi sedang diusahakan perbaikan bila ada biaya,” lanjut Wally.   

Terpisah, warga kampong Sima, Adruinus Maniba menngakuh sangat terbantu dengan kehadiran damri yang melayani trayek Nabire Sima.    Kata dia, hingga saat ini belum ada angkutan umum lain selain damri untuk masyarakat Sima.   

“Jujur kami sangat terbantu. Karena belum ada angkutan umum untuk layana masyarakat. Satu-satunya Damri, kecuali warga yang punya motor,” kata Maniba.(Red)

PHP Dev Cloud Hosting

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

14 Komentar

  1. Ping-balik: read this post here
  2. Ping-balik: white berry strain
  3. Ping-balik: his explanation
  4. Ping-balik: ivf
  5. Ping-balik: eft hacks
  6. Ping-balik: geek bar