Nabire, Bumiofinavandu – Direktur Yayasan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat (YAPKEMA), Hanok Herison Pigai, menginginkan agar proses budi daya kopi perlu dan terus di kembangkan di wilayah Meepago.
“Saya ingin agar budidaya kopi ini harus terus dikembangkan kepada para petani,” ujar Hanok saat ditemui jubi di café Enauto miliknya pada Rabu (12/08/2020).
Sebab menurut Hanok, proses pemasaran balik lokal maupun Nasional terus berkembang dengan menjamurnya café (tempat minum kopi di berbagai tempat dan wilayah di Indonesia.
Kata Hanok, proses pemasarannya berbeda dengan 20 tahun silam. Dimana terkendala transportasi, dan harga yang relatif murah. Akibatnya, pasarnya redup dan banyak kebun kopi yang beralih fungsi bahkan tidak terawat, padahal kalah itu produksi kopinya sangat tinggi walaupun hanya bersifat lokal dengan olahan manual.
“Nah, saat ini adalah peluang. Karena pemasarannya bukan hanya lokal atau Nasional tetapi sudah mendunia. Contoh kecil bahwa saya bukan hanya pasarkan di Indonesia tetapi sudah keluar negeri, bahkan ke amerika saja walaupun hanya setengah ton tapi sudah ada permintaan di sana,” kata dia.
Untuk itu lanjut ayah dua anak ini, pihaknya terus menyemangati para petani semenjak beberapa tahun terakhir guna budidaya kopi dengan gerakan menanam kopi. Sehingga, dengan keterbukaannya transportasi saat ini dapat dimanfaatkan menjadi peluang bisnis.
Gerakan ini sudah berjalan di Paniai dengan suport Pemerintah Daerah melalui BPMK di sejumlah kampung sebanyak 209. bahkan sudah ada penjajakan di Kabupaten Dogiyai oleh BPMK.
“karena Yapkema sudah punya pelatih Nasional dan memiliki kurikulum dibawah kementan. Bahkan di Paniai sudah melatih 2090 orang petani. Mulai dari budi daya, hingga pasca panen,” lanjut pelatih Nasional olahan kopi ini.
Hanok melanjutkan. Peluang bisnis kopi tidak hanya terputus dari panen dan pemasaran, tetapi ada banyak peluang bisnis yang diperoleh.
Sehingga, gerakan menanam ini terus didorong dengan memberikan pengetahuan dan training kepada para petani sebab pengetahunan pasca panen adalah benar-benar bagi petani.
“karena banyak manfaat dan peluang bisnis di dalamnya, misalnya kulit merah bisa jadi teh. Kemudian natural proses dan olahan dan berbagai olahan lainnya. Jadi kita tidak hanya terbatas di panen, dikupas lalu di jual. Tapi kita akan mulai dari tanam, panen, hingga olahan agar disajikan untuk diminum,” jelas Pigai.
Terpisah, mantan legislator Papua, John NR Gobai mengharapkan dukungan dari berbagai pihak terutama pemerintah daerah, baik Kabupaten Maupun Provinsi.
Sebab kata Gogai, dengan peluang bisnis yang menjanjikan dari olahan kopi bisa dapat meningkatkan ekonomi rakyat, ada peluang kerja dan sebagainya.
“Hal-hal begini pemerintah daerah jangan sampai kaku. Dukung, buat pelatihan bagi pemuda pemudi. Supaya ada peluang kerja bagi mereka,” tutur Gobai.(Red)
Terus berkembang