Nabire, Bumiofinavandu – Kepala Suku Besar Wate, Alex raiki menjadi bulan-bulanan dari pemberitaan terkait konflik tapal batas di Distrik Topo. Tanpa melihat dan menganalisa persoalan dengan jernih, tudingan dengan narasi-narasi provokatif dan bernada ancaman terlontar dan itu bisa dilihat dari berbagai pemberitaan media media sosial.
Kepala Suku Alex Raiki, mengucapkan bela sungkawa dan berduka cita atas korban yang meninggal dunia saat terjadi konflik antar suku (suku Dani dan Suku Mee) pada Senin (06/06/2023).
“Saya sudah dihukum oleh pengguna media sosial atas apa yang tidak dilakukannya. Namun saya ingin sampaikan turut berduka cita,” ujar Raiki dalam rilis BMA suku Wate, yang diterima Bumiofi Jumat (09/06/2023).
Raiki menjelaskan, persoalan bermula ketika badan Musyawarah Adat Suku Wate yang saat itu dipimpin oleh Didimus Waray (almarhum), mengeluarkan Berita Acara Pelepasan Hak Atas Tanah Nomor : 287/BMA -SW/BAP/IX/14, tertanggal 17 September 2014 antara Didimus Waray dengan Ishak Telenggen dengan luas areal yang dilepaskan sebesar 300 Ha (1000 m x 3000 m) yang berlokasi di Kali Udang, kali dingin dan kali kasuari.
Pelepasan Hak atas Tanah tersebut sama sekali tidak diketahui olehnya, mengingat baru Menjabat sebagai Kepala Suku Besar Wate Kabupaten Nabire pada tahun 2018 silam.
“Walaupun saat itu saya belum menjabat sebagai kepala suku, tetapi Berita Acara Pelepasan Hak Atas Tanah sebagai Produk Adat harus tetap diakui oleh Lembaga. Atas dasar inilah, saya sebagai Kepala Suku Besar, mengambil alih tanggung jawab untuk menyelesaikan persoalan terkait Berita Acara Pelepasan Hak Atas Tanah yang telah dikeluarkan oleh Didimus Waray,” jelasnya.
Sehingga kata Raiki, dirinya terus berupaya menyelesaikan apa yang telah dan sudah dikeluarkan oleh Didimus Waray (Almarhum). Tanpa berniat untuk menambahkan atau mengurangi luasan lahan dalam isi Berita Acara Pelepasan Hak Atas Tanah Nomor : 287 / BMA -SW/BAP/IX/14 tersebut.
“Jasi sekali lagi saya ucapkan turut berduka cita. Dan perlu diketahui bahwa keterlibatan saya di dalam persoalan ini hanya semata-mata karena saat ini menjabat sebagai Kepala Suku Besar Wate yang harus bertanggung jawab terhadap produk adat yang dikeluarkan oleh Lembaga BMA-SW,” pungkasnya.[*]
Dapatkan update berita Bumiofinavandu.com dengan bergabung di Telegram. Caranya muda, Anda harus menginstall aplikasi Telegram terlebih dulu di Android/Ponsel lalu klik https://t.me/wartabumiofinabirepapuatengah lalu join. Atau dapatkan juga di medsos (Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, Tiktok) dengan nama akun Warta Bumiofi.
Incredible points. Outstanding arguments. Keep up the
great effort.
Howdy! I simply wish to offer you a big thumbs up for the excellent info
you have right here on this post. I will be returning to your web site
for more soon.
Hi there to every one, because I am actually eager of reading this website’s post to be updated regularly.
It includes good information.
Nice post. I learn something new and challenging on websites I stumbleupon every day.
It will always be helpful to read through articles from other authors and practice
something from their websites.