Selamat jalan Sir Azra

Sumber, https://dewanpers.or.id.

Nabire, Bumiofinavandu –  Hari ini, dunia pers sangat kehilangan Azyumardi Azra yang akrab dipanggil Prof Azra. Prof Azra merupakan Ketua Dewan Pers 2022 – 2025 yang berasal dari unsur tokoh masyarakat.

Cendekiawan Muslim Azyumardi Azra itu meninggal dunia pada Minggu (18/09/2022) di Malaysia pada usia 67 Tahun. Almarhum sebelumnya dikabarkan mengalami gangguan kesehatan sejak Jumat (16/09) sore di Malaysia dengan gejala awal yang dirasakan adalah batuk dan sesak nafas.

Ketua Dewan Pers itu dikabarkan mengalami serangan jantung di pesawat dalam perjalannya dari Jakarta menuju Malaysia. Almarhum kemudian dikabarkan menghembuskan nafas terakhir setelah menjalani perawatan intensif akibat serangan jantung di Rumah Sakit Serdang, Selangor, Malaysia.

Lawatannya ke Malaysia dalam rangka memenuhi undangan dari Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM). Beliau diundang untuk menghadiri Konferensi Internasional Kosmopolitan Islam yang dilaksanakan di Selangor, Malaysia (17/09).

Mendapat gelar dari Kerajaan Inggris dan Jepang

Melansir dari berbagai sumber, mantan Rektor UIN Jakarta ini adalah orang Indonesia pertama dan mungkin saja satu-satunya saat ini yang mendapatkan gelar Sir dari Kerajaan Inggris. Gelar itu diberikan oleh Kerajaan Inggris 10 Oktober 2010 silam dari Ratu Elizabeth II.

Gelar Commander of the Order of British Empire (CBE) dari Kerajaan Inggris. Ia kemudian berhak untuk mencantumkan “Sir” di depan dan CBE di belakang namanya.

Perlu diketahui, urutan gelar dari Kerajaan Inggris paling tinggi adalah “pahlawan” atau Knighthood of the Order of British (KBE), CBE, OBE, dan terendah “anggota” atau Member of the Order of British (MBE). Padahal mereka yang berhak untuk mendapatkan gelar CBE adalah warga negara persemakmuran bekas jajahan Inggris.

Bukan hanya mendapat gelar “Sir”, Cendekiawan Muslim itu juga pernah menerima penghargaan The Order of the Rising Sun: Gold and Silver Star dari Pemerintah Jepang. Satu penghargaan tertinggi dari Negeri Sakura itu kepada tokoh dari luar Negaranya.

Penghargaan ini diberikan langsung oleh Kaisar Akihito di Istana Imperial Tokyo, Jepang pada 2017 silam. Penghargaan dan sertifikat itu disampaikan oleh Perdana Menteri Shinzo Abe. Prof Azra dikabarkan telah memberikan kontribusi penting dalam meningkatkan pertukaran akademis dan saling pengertian Jepang-RI.

Ini menandakan bukti kontribusi penting Prof Azra bagi Indonesia dan bahkan dunia.

Awal karir

Sebelum didapuk menjadi Ketua Dewan Pers, Sir Azra mengawali karir melalui pendidikan tingginya di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta pada tahun 1982. Ia memperoleh beasiswa Fulbright dan meraih gelar Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Columbia University pada 1988. Dan beasiswa beasiswa Columbia President Fellowship dari kampus itu, namun hanya beda Departemen Sejarah dan meraih gelar MA. Dua gelar yang diterimanya pada Tahun yang sama yakni 1989.

Pada 1992, ia menambah gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Columbia University tahun 1990, dan Doctor of Philosophy Degree dengan disertasi berjudul “The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama in the Seventeenth and Eighteenth Centuries.”

Kembali ke Jakarta, pada tahun 1993 Azyumardi mendirikan sekaligus menjadi Pemimpin Redaksi Studia Islamika, sebuah jurnal Indonesia untuk studi Islam.

Sebelumnya, ia pernah menjadi wartawan Panji Masyarakat (1979 – 1985). Pada tahun 1994 – 1995, Prof Azra mengunjungi Southeast Asian Studies pada Oxford Centre for Islamic Studies, Oxford University, Inggris, sambil mengajar sebagai dosen pada St. Anthony College.

Pakar demokrasi dan Islam ini juga pernah menjadi profesor tamu pada Universitas Filipina dan Universitas Malaya, Malaysia, pada tahun 1997.

Prof. Azra juga merupakan anggota Selection Committee of Southeast Asian Regional Exchange Program (SEASREP) yang diorganisir oleh Toyota Foundation dan Japan Center, Tokyo, Jepang antara tahun 1997 dan 1999. Sejak Desember 2006, ia menjabat Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Sebelumnya sejak tahun 1998 hingga akhir 2006 adalah Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dosen Fakultas Adab dan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1992 – sekarang), Guru Besar Sejarah Fakultas Adab IAIN Jakarta, dan Pembantu Rektor I IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1998).

Prof. Azra merupakan orang Asia Tenggara pertama yang diangkat sebagai Professor Fellow di Universitas Melbourne, Australia (2004 – 2009), dan anggota Dewan Penyantun (Board of Trustees) International Islamic University Islamabad Pakistan (2004 – 2009). Ia juga masih menjadi salah satu anggota Teman Serikat Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan.(*)

(Artikel ini diambil dari berbagai sumber berita)

Selamat Jalan Sir Azra ke rumah Bapak di Surga!

Dapatkan update berita dari Bumiofinavandu.com dengan bergabung di Grup Telegram BumiofiNavandu.com. Caranya muda, Anda harus menginstall aplikasi Telegram terlebih dulu di Android/Ponsel lalu klik https://t.me/bumiofinavandu kemudian join. Atau dapatkan juga di Facebook lalu Klik Halaman Bumiofinavandu.com

PHP Dev Cloud Hosting

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 Komentar

  1. Ping-balik: MEG SLOT