Nabire, Bumiofinavandu – Internasional Sion Kisd Movement menggelar ibadah penetapan perayaan Paskah Tahunan Kota Nabire, 23 April 2022
Ibadah dilaksanakan secara daring (life) yang diikuti oleh 32 Kota di Tanah Papua, dan dihadiri oleh empat kepala daerah yaitu Walikota Jayapura, Walikota Sorong, Bupati Manokwari serta Bupati Yahukimo.
Keempat kepala daerah ini dalam ibadah yang dipimpin oleh Presiden Internasional Sion Kisd, Pdt. Marthen Abraham Su, S.Th. telah menandatangani deklarasi Paskah alkitabia.
Penanggungjawab di Nabire, Pendeta Muda Sambena Inggeruhi mengatakan, dalam ibadah tersebut telah ditetapkan paskah alkitabia. Tujuannya adalah untuk menggenapi firman Tuhan, 2 Tawarih 30:1-27.
Ayat ini dinilai, ada pesan-pesan kenabian tentang paskah yang harus dilakukan oleh para Bupati dan pemimpin di Tanah Papua. Karena dari sisi alkitabia, Papua sudah masuk ke dalam masa kesuraman. Dan tidak ada jalan lain untuk menyelamatkan Papua, kecuali melalui firman Tuhan.
“Maka waktu yang tepat untuk menyelamatkan Tanah Papua adalah di saat hari raya paskah. Israel diselamatkan dan ditebus didalam paskah, Yesus juga menyelamatkan dan menebus dosa manusia didalam paskah,” kata Inggeruhi.
Maka menurutnya, ibadah tersebut telah ditetapkan untuk dilakukannya perayaan paskah oleh kelompok pribadi, gereja dan kelompok agama. untuk itu, standar paskah harus dilakukan dalam pemenuhan bangsa. Dan deklarasi mewakili bangsa Papua untuk merayakan paskah turun temurun dihadapan Tuhan.
Setelah deklarasi, perayaan paskah yang dilakukan secara seremonial akan menjadi deklarasi kebangsaan untuk dilakukan pada kegiatan Gereja.
“Nantinya, perayaan paskah di Tahun depan akan meriah sebagaimana perayaan Natal oleh Internasional Sion Kisd Movement,” tuturnya.
Inggeruhi menjelaskan, Internasional Sion Kisd Movement (ISKM) juga bukan merupakan dedominasi atau gereja tertentu. Dan bahkan gerakan untuk membawah orang keluar dari gereja.
Namun hakiki dari gerakan ini adalah kembali ke Alkitab. Sehingga apa yang diperintahkan oleh Alkitab, itulah yang dilakukan oleh gerakan ini.
“Misalkan sebutan bangsa, bukan diartikan kedalam kepentingan politik. namun semata-mata karena kepentingan orang Papua, jadi setiap suku di dunia ini wajib melakukan ibadah paskah secara kebangsaan, jangan sampai dipolitisir,” pungkasnya.(*)
5 Komentar