Anggota Bawaslu Nabire, Amochammad Afifuddin (Berdiri) ketika memukul tifa sebagai pertanda pencanangan Distrik Wangar sebagai Distrik Sadar Demokrasi – BumiofiNavandu. |
Nabire, BumiofiNavandu – Distrik Wanggar, Kabupaten Nabire, Papua, dicanangkan menjadi Distrik sadar demokrasi. Pemilu. pencanangan dilakukan oleh anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Mochammad Afifuddin, pada Senin (30/5/2021) di aula Kantor Distrik itu.
Amochammad Afifuddin mengatakan, pencanangan Distrik Wanggar menjadi Distrik sadar Demokrasi merupakan bagian dari pencegahan, termasuk sosialisasi. Tujuannya agar proses PSU nantinya berjalan dengan maksimal dan menjadi perhatian untuk sama-sama menjaga dan meminimal pelanggaran.
Sebab Distrik Wanggar bersemangat dan berpartisipasi yang tinggi untuk mensukseskan PSU.
“Ini harus menular ke Distrik lain dengan harapan PSU aman dan terkendali,” ujar Afifuddin pada kesempatan itu.
Menurutnya, Distrik wanggar menjadi percontohan bagi Distrik lain di Nabire dalam menghadapi PSU. Karena sangat peduli terhadap pengawasan pemilu, untuk menciptakan pemilu yang bersih dan berdemokrasi.
Ini hal baik sebab pemilu hanya alat untuk memili calon pemimpin. Dan pemimpin yang baik harus diperoleh dengan cara baik dan bermartabat. Karena kalau caranya baik maka tidak aka nada yang protes, sebaliknya jika cara yidak baik maka protespun muncul.
“Maka mari kita lakukan dengan baik agar hasilnya baik,” tuturnya.
Dia mengajak semulu komponen, baik pemerintah daerah, penyelenggara, tokoh masyarakat, aparat Polri dan TNI untuk mengawal proses PSU dengan baik. Sebab tidak ada manusia yang sempurnya tapi bagaimana untuk tidak mengulang masalah yang sama untuk kedua kalinya. Sehingga bersama-sama memahami PSU sebagai bagian dari pendewasaan, pendidikan serta proses memilih pemimpin yang lebih baik lagi.
“Karen PSU tidak akan berjalan baik kalau hanya mengharapkan penyelenggaranya saja. Jadi ini tanggungjawab semua pihak termasuk masyarakat,” ungkapnya.
Kepala Distrik Wanggar, Otis Money menjelaskan, sebagai pemerintah Distrik melihat bahwa kesalahann terjadi di tingkat bawah yakni tempat pemungutan suara (TPS), Selain itu tidak semua masyarakat mahami demokrasi dengan baik.
Sehingga dengan melihat sosialisasi yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu dinilai kurang dan tidak sampai ke masyarakat di tingkat Kampung. Dan penting maskarakat di tingkat bawah harus mengetahui, sehingga mengetahui dan memahami dengan baik tetapi juga ikut mengawasi pelaksanaan PSU.
Dan dikhawatirkan dalam pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU) nantinya masih terjadi kesalahan, jangan berpotensi terulang PSU. Dan berinisiatif untuk melakukan pertemuan untuk mengundang Bawaslu Dan KPU untuk memberikan sosialisasi kepada lima Kepala Kampung beserta aparatnya, serta ketua-ketua RT.
“Kami rasa perlu untuk mengantispasi kesalahan jangan sampai terulang. Jadi penyelenggara diundang untuk memberikan sosialisasi kepada aparat Kampung. Harapannya agar mereka (aparat kampung) melanjutkan kepada warganya tentang pelakasaan PSU. Artinya kalau mereka dapat pencerahan dengan baik maka pasti bisa disampaikan ke warga dengan baik pula,” jelas Money.
Ia berterima kasih kepada Bawaslu RI lantaran menetapkan Distrik yang dipimpinnya menjadi Distrik Sadar Demokrasi. Namun apa yang dilaksanakan semana-mata agar jangan sampai terulang kesalahan lagi dalam PSU nantinya.
“Kami tidak tau kalau apa yang dilakukan mendapat apresiasi. Terima kasih Bawaslu, harapan kita semua adalah ini PSU terakhir untuk Nabire mendapatkam Bupati Definitif,” ucap Money.(Red)
Stress Relief