Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) NABIRE, Onesimus Bonay, SKM, M.Kes – Bumiofinavandu.
Nabire, Bumiofinavandu – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) NABIRE, Onesimus Bonay, SKM, M.Kes mengatakan bahwa beberapa tempat pembuangan sementara (TPS) di dalam Kota Nabire telah dibongkar atau di tutup. sebab, terkesan Nabire kita sampah.
TPS tersebut diantaranya, TPS di Siriwini dekat Jalan Suci, TPS Oyehe depan Tokoh Mawar, TPS di kelurahan Morgo dekat Pantai Nabire, TPR dinjalan Surujotonoyo serta TPS di jalan Poros Nabire Wanggar dekat SMK N 2 Nabire.
“Apalagi beberapa ada di jalan protokol, sangat menggangu lalulintas dengan penumpukan dan aroma maka kita tutup,” kata Bonay kepada usai upacara peringatan HPSN Tahun 2021, di Pantai Nabire. Jumat (26/2/2021).
TPS-TPS tersebut menurut Bonay, tidak memiliki kaiian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebab terkesan dibangun terburu-buru.
Ia mengatakan bahwa jika ada masyarakat yang hendak menjual tanah untuk djadikan TPS, pihaknya akan membelinya. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada warga yang rela tanahnya di lepas.
“TPS itu tidak ada AMDALnya. Kami juga selama ini terkendala lahan untuk dijadikan TPS, kalau ada orag yang jual, kami akan ayar,” tuturnya.
Lanjutnya, untuk jalan keluarnya adala pihaknya sedang menunggu pengadaan bak sampah yang rencananya sebanyak tiga buah. Bak-bak sampah ini akan ditaruh pada titik-titik tertentu untuk menampung sampah. Dan kemudian akan diangkut oleh petugas ke Tempat Pembuangan Terakhir (TPA).
“Untuk bak sampah, kami sudah anggarkan di DPA. Tunggu realisasinya,” lanjut Dia.
Bonay juga mengingat berbagai pihak yang berwewenang dalam penanganan sampah agar terus berkoordinasi dan bekerja sama. Pasalnya, sampah bukan hanya diuusur oleh DLH namun sesuai tupoksinya di beberapa perangkat daerah.
Misalkan, untuk penegagak perda adalah bagian dari kewenangan satpolpp. Begitu juga bagian lainnya.
“Jadi saya harap kerjasama perangkat sesuai tupoksi. Misalnya, untuk menegakkan atura bukan urusan kami, itu polpp, sama dengan bagian lainnya,” ungkapnya.
Terpisah, salah seorang ibu rumah tangga, Nur Aziza warga keluharan Karang Mulia Nabire mengapresiasi langkah DLH Nabire dalam menutut TPS yang ada lantaran mengganggu pemandangan dan aroma penciuman.
Hanya saja, jalan keluarnyya segera diambil sehingga terkesan tidak dibiarkan.
“Saya salut dengan upaya penutupan TPS. Karena sangat mengganggu kalau kita lewat di situ, misalnya di jalan surojotonoyo. Tapi, kasihan warga lain yang tidak punya halaman untuk sampah. Imbasnya nanti akan dibuang sembanganan,” ungkap Aziza.(Red)
stress relief and relaxation