Dokter Andreas Pekei; cara melawan covid-19 ada dua hal


Dokter anrdreas Pekei, spesialis penyakiit dalam – Bumiofinavandu/EL.
Nabire, Bumiofinavandu – Menurut dokter spesialis penyakit dalam RSUD Nabire, Dokter Andreas Pekei, ada dua cara melawan covid-19. pertama, bila sudah tertapar. Pertama, tentunya akan terus konsumsi obat-obatan seperti layaknya penderita penyakit pada umum lainnya. Dan cara kedua, melawan covid dengan anti body.

“Cara kedua ini kita sendiri yang lawan, tapi kalau kita punya anti body belum terbentuk, lalu bagaimana mau dilawan kalau virus masuk,” ujar dokter pekei di Nabire. Rabu (3/2/2021).
Jalan keluarnya untuk membentuk anti body adalah melalui vaksinasi. Akan tetapi, setelah divaksin bukan berarti seseoranag tidak tertapar covid, masih ada kemungkinan terpapar. Namun, karena ada anti body sehingga kasusnya berbeda dengan orang yang tidak memiliki anti body.
Kata Dia, tujuan vaksinasi tak lain agar tubuh memiliki anti body yang fungsinya untuk melawan virus covid yang masuk ke tubuh. Sebab, anti body sendiri akan melawan virus. jika tidak di lawan dengan anti body , virus dengan leluasa dan berkuasa menghancurkan paru-paru dan tubuh.
Dia menyarankan masyarakat untuk tidak terprofokasi dengan berbagai berita yang miring atau hoax tentang vaksin covid. Sebab vaksin bukan hal baru. Jika terdapat warga yang belum paham, dipersilahkan untuk bertanya kepada petugas atau pereka yang paham gunan mendapatkan jenjelasan yang benar.
Karena, semua tujuan dari pemberian vaksin adalah untuk membentuk kekebalan tubuh seseorang termasuk vaksin covid.
“Maka tidak perlu minum obat tapi nanti kalau agak gejala baru minum obat dan obatnya sama dengan yang sekarang obat anti virus. ada banyak macam,” tuturnya.
Dokter pekei menjelaskan, vaksin bukan hal baru tetapi sudah banyak vaksin yang beredar sebelum covid-19. Misalnya, hepatitis B, vaksin cacar atau varisela, hepersister virus dan sebagainya. Hanya saja, saat ini sedang muncunya pandemi covid-19 dengan vaksinnya sehingga seakan-akan sesuatu yang baru, mungkin karena penyakitnya baru.
“kita di hadapkan dengan penyakit baru yang buat orang ketakutan. vaksin itu bukan hal yang baru, sejak anak-anak kita sudah dikasih vaksin imunisasi dari pertama kali sampai selesai. Dan biasanya ada juga gejalanya yang dialami sebagian orang saat pertama kali di beri vaksin,” jelasnya.
Lanjutnya, keputusan menerita dan tidaknya vaksin adalah aspek kesehatan. karena setiap manusia dibekali ilmu pengetahuan dan teknologi. Jangankan orang yang tidak pernah mengenyam ilmu kesehatan, praktisi kesehatan saja bisa perbedaan.
Apalagi dengan berbagai latar belakang ilmu yang berbeda. Harusnya, informasi yang benar perlu dilakukan melalui pemberitaan yan benar. Kemudian, selain ilmu pengetahuan dan teknologi, ada juga pengetahuan agama dan budaya.
Maka, seseorang akan menerima atau tidak akan berpengaruh terhadap tiga aspek, pengetahuan, adama dan budaya. Maka sebaiknya dengan ilmu pengetahuan terkhusus kesehatan baik, dasar agama yang baik orang tentunya akan mau menerimanya,” lanjut direktur RS Nabire ini.
Sebelumnya, Ketua Fraksi Nabire Bersatu, DPRD Nabire, Rohedi M Cahya mengatakan perlu ada pemahaman yang baik kepada masyarakat dalam pemberian vaksin. Sebab ia menilai, terdapat dua kelompok di tengah masyarakat, pertama kelompok yang percaya kepada pemerintah terkait vaksin dan kelompok yang tidak.
Sehingga, ia mengatakan tim gugus tugas tidak hanya melakukan sosialisasi di lingkungan ASN dan lainnya tetapi juga ke masyarakat.
“Ada dua kelompok. Satu percaya dan satunya tidak. Beredar berita tidak benar di media sosial. Jadi biar masyarakat hanya bertanya kepada pihak yang mengetahui ketimbang mempercayai hoaks,” imbau Rohedi.(Red)

PHP Dev Cloud Hosting

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

7 Komentar

  1. Ping-balik: bonanza178
  2. Ping-balik: faceless niches
  3. Ping-balik: sex game
  4. Ping-balik: useful link