Rencana belajar tatap muka SD di Nabire masih di tunda

Kadis Pendidikan Nabire, Yulianus Pasang, di ruang kerjanya – Bumiofinavandu.

Nabire, Bumiofinavandu – Data perkembangan covid-19 di Kabupaten Terus melonjak beberapa hari terakhir. Terhitung, Rabu (16/9/2020) data kumulatif sudah mencapai angka 118 orang, 5 orang dinyatakan telah meninggal dunia.

Saat ini, 118 kasus terkonfirmasi, 5 pasien dinyatakan meninggal dunia, 53 pasien telah sembuh, sedangkan 61 lainnya masih menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Nabire. Data itu dengan rincian sebagai berikut; dari 61 pasien yang sedang dirawat, 44 pasien orang berasal dari kabupaten Nabire, 14 pasien berasal dari kabupaten Paniai dan 3 pasien berasal dari kabupaten Deiyai.
Hal ini tentunya tentu sangat berpengaruh terhadap rencana Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire untuk mengembalikan tatap muka, kegiatan belajar mengajar bagi siswa siswi sekolah Dasar. Padahal rencana Dinas, SD sudah seharusnya kembali melakukan pembelajaran tatap muka dengan memperhatikan protokol penanganan covid.
“Seharusnya, proses kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah khususnya SD sudah berjalan Minggu ini. tapi karena Minggu kemarin kondisi pandemi naik drastis maka kami belum mengizinkan hal itu,” ujar Kadis Pendidikan Nabire Yuluanus Pasang, pada Senin (14/9/2020).
Ia mengatakan, kebijakan ini perlu diambil lantaran siswa-siswi Sekolah Dasar sangat rentan dan mudah terparan covid. karena mereka belum bisa menerapkan 100 protokoler kesehatan sebagaimana diharapkan.
Artinya, mereka (anak-anak SD) dengan sifat kekanak-kanakan dan masih ingin bermain mengakibatkan, susah untuk dikendalikan bila mereka berada di lingkungan sekolah dan berjumpa teman-temannya.
“Maka kami belum mengizinkan untuk belajar tatap muka. Kita liat saja tiga hari ini meningkat, jadi kami sampaikan kepada pengawas SD dan para kepala sekolah bahwa kita urungkan dulu proses tatap muka. Karena anak-anak ini rawan, mereka masih ingat bermain dan susah untuk dikontrol,” kata Pasang.
Sehingga, untuk mengatasi kesenjangan akibat pandemi, Dinas Pendidikan akan segera mengagendakan ulang pertemuan dengan para kepala sekolah SD, guna menyepakati panduan pelaksanaan belajar mengajar tatap muka bila sesaktu-waktu kasus covid-19 di Nabire sudah menurun.
“Panduan akan segera dirapatkan dengan kepala sekolah lalu disampaikan kepada pimpinan daerah untuk mendapatkan SK guna melaksanakan proses belajar mengajar tatap muka kembali. Tetapi tentunya kita masih melihat perkembangan lagi beberapa hari kedepan,” ujarnya.
Untuk itu, Pasang berharap kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Nabire, terutama para orang tua yang memiliki putra-putri di bangku SD untuk membantu serta menuntun anaknya untuk tetap belajar di rumah.
Baik melalui proses online maupun pengambilan tugas di sekolah. Sehingga apa bila ada tugas yang diberikan oleh guru agar mohon membantu anaknya untuk dikerjakan.
“Apalagi sekolah yang dekat dengan lingkungan yang penyebarannya meningkat, seperti di kelurahan Girimulyo untuk menghentikan secara total mengambilan tugas di sekolah kecuali ada pembelajaran online. Dan kepada orang tua untuk memahami persoalan ini dan membantu anak belajar di rumah,” harapnya.
Salah satu orang tua murid, mengakui jika dirinya masih ragu jika proses belajar tatap muka diterapkan untuk SD dan TK. Pasalnya menurut dia, anak SD dan TK belum memiliki nalar dan pemahaman yang sama dengan anak di tingkat SMP dan SMA.
Sebab mereka masih kebanyakan bermain, walaupun sering akan diingatkan tetapi belum bisa sebab selain diingatkan dan dipantau terus menerus.

“Saya belum karena mereka kalau diingatkan lalu lewat 5 menit pasti berubah lagi. Apalagi ini sangat lama tidak bertemu kawan-kawannya, pasti ada kangen-kangenan,” tutur Ibu yang anaknya sekolah di salah satu SD ini.

Ibu yang anaknya bersekolah di SD Inpres Siriwini ini menyadari bahwa belajar daring memang tidak akan maksinal. Namun jika ada cara lain yang jitu bisa dilakukan Dinas Pendidikan sehingga menunda tatap muka. Sebab jika anak disekolah, harus butuh diawasi serius untuk selalu menjaga jarak, cuci tangan dan menggunakan masker.

Apalagi di Nabire pasien terpapar masih banyak walaupun diisolasi. Maka ini perlu dipikirkan dengan matang.

“Kalau bisa ada kunjungan rutin guru ke rumah ataupun dengan cara lain. Kalau tatap muka saya masih keberatan,” kata Teresia.
Namun ia bersyukur sebab selama ini pihak sekolah memberikan tugas kepada anak seminggu tiga kali. sehinga, setiap pagi dia mengantar anak ke sekolah untuk mengambil tugas, kemudian akan dikembalikan lagi sehari setalahnya.
“Saya bersyukur, selama ini tiga kami seminggu ambil tugas. Yaitu selasa, kamis dan sabtu. Jadi kami masih bisa liat anak belajar,” ujarnya.(Red)
PHP Dev Cloud Hosting

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *