Nabire, Bumiofinavandu Pekarangan di Universitas Satya Wiyata Mandala (Uswim) Nabire dimanfaatkan oleh ratusan mahasiswa KKN, tentunya dengan seizin pihak Kampus guna bercocok tanam.
Sebab untuk KKN Angkatan XXXI Tahun 2020 ini, Uswim memberi kesempatan pelaksanaannya di areal kampus. hal ini tentunya dengan berbagai pertimbangan, apalagi menghadapi situasi nasional yang belum stabil akibat covid-19. Tentunya, ada resziko-reziko jika mahasiswa izinkan keluar.
“Para mahasiswa, sudah dibekali oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) pada Sabtu, (15/08/20) ulan lalu,” ujar Rektor Uswim Nabire, Petrus I Suripatty di Nabire. Kamis (3/9/2020).
Suripatty menjelaskan, sebanyak 353 mahasiswa yang terdiri 148 Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (Fisip), Fakultas teknik dan rekayasa, sebanyak 116 peserta, Fakultas perikanan dan kelautan 14 peserta, Fakultas pertanian dan peternakan 75 peserta akan mengikuti KKN sejak September hingga 15 Agustus hingga 15 September 2020 dengan elaksanaan kegiatan dari pukul 07.00-11.30 WIP.
Menurutnya, KKN Uswim Tahun ini mengusung thema,”Partisipasi Peserta KKN Angkatan XXXI Uswim Dalam Ketahanan Pangan Masa Pandemi Covid-19″. maka KKN Uswim kali ini akan berfokus pada program Pertanian dan perkebunan. Dan Kegiatannya juga tidak keluar dari lingkungan kampus, akan tetapi memanfaatkan lahan kosong di sekitar bangunan kampus.
“Program KKN yang terfokus pada pertanian dan berkebun, dengan menanam berbagai komoditi pangan lokal. ada petatas, singkong, jagung, juga sayur-sayuran seperti, sawi, bayam, dan kangkung dan lainnya,” jelasnya.
Lanjut Suripatty, KKN mahasiswa Uswim angkatan XXXI di bidang perkebunan dan pertanian diharapkan mampu menguatkan strategi Pemerintah di bidang ketahanan pangan nasional agar terwujud. Hal ini tentunya dimulai dari keluarga sebelum ke masyarakat.
Hal ini juga sebagai ajang untuk mengantisipasi lemahnya ketahanan pangan Nasional, khusus di daerah Nabire.
“Jadi kita harus berkomitmen untuk membantu diri sendiri, keluarga, masyarakat, juga pemerintah. Sehingga, ketersediahan ketahanan pangan bisa diantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi keterpurukan, apalagi diakibatkan oleh pandemi covid-19,” lanjut Suripatty.
Seorang mahasiswi KKN, Yuliana Degei, dari Fakultas Pertanian dan perkebunan mengatakan gembira lantaran apa ilmu yang diterima selama perkuliahan bisa dipraktekan dalam KKN.
Menurutnya, ini sebagai bekal dikemudian hari jika kelak memperoleh pekerjaan sebagai pegawai negeri. Namun tidak maka akan diterapkan dalam keluarganya.
“Jadi ini pengalaman. mungkin mama-mama dorang cara berebunnya dengann budaya lokal, tapi kali belajar dengan cara moderan yakni membuat bedeng dan menggunakan pupun. Ini bisa jadi bekal kalau sudah selesai kuliah kami terapkan,” kata Degei.(*)