Nabire, Bumiofinavandu – Universitas Satya Wiyata Mandala (Uswim) Nabire telah mengumumkan hasil seleksi penerimaan calon mahasiswa (Cama/cami) baru. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh panitia kepada cama/cami melalui pesan WhatsApp peserta tes.
“pengumumannya sudah sejak kemarin sampai tadi malam dan disampaikan via nomor cama,” ujar Koordinator penerimaan mahasiswa baru Uswim Nabire, Johanes M Ramandei di ruang kerjanya. Rabu (19/8/2020).
Untuk tesnya menurut Ramandei, dilakukan via online mandiri, seperti di warnet ataupun di rumah dan selebihnya yang tidak memiliki fasilitas disediakan oleh lembaga berupa Handphone, Laptop ataupun tablet di kampus.
“Jadi yang tidak punya laptop atau handphone android kami sediakan di kampus, lalu mereka datang ikut tes. kami juga berterima kasih kepada Telkom biak atas dukungan jaringan internet di kampus sehingga mempermudah akses bagi cama/cami,” tuturnya.
Mantan Kepala sekolah SMK N I Nabire ini mengatakan, pendaftar lebih dari 800 orang, namun yang mengikuti tes hanya sebanyak 793 orang. Dan tersisah kurang lebih 100 cama yang belum mengikuti tes dengan berbagai alasan.
Yakni, baru datang dari kampung, di kampung tidak ada jaringan, tidak mendapatkan informasi dan sebagainya. namun mereka (cama/cami) akan diakomodir, sehingga untuk sementara masih dijadwalkan waktu pelaksanaannya, setelah pendaftaran ulang.
“Jadi kami sedang mendata lalu melaksanakan lagi ujian tahap kedua pasca pengumuman pertama. Namun dalam gelombang kedua ini tidak ada pilihan fakultas sesuka mereka. Karena ada fakultas yang sudah overload (banyak mahasiswa) sehingga akan ada pilihan-pilihan sesuai program studi yang ada agar mereka bisa kuliah,” katanya.
Ramandey menjelaskan, kemungkinan besar Uswim akan menerima seluruh calon cama/cami setelah mengikuti tes masuk akademik. Hal ini lantaran situasi pandemi covid-19, sehingga tidak semua orang tua akan mengirim anaknya keluar Nabire atau Papua untuk kuliah dan pertimbangan lain.
Maka, Uswim akan berusaha untuk melayani sehingga keinginan untuk masuk di pendidikan tinggi bisa diakomodir. Lalu pendidikan tinggi multi exit (bisa masuk bisa keluar) kapanpun tergantung mahasiswa selama terdaftar di database. Kendalanya untuk pindah perguruan tinggi terletak pada perhitungan dan pemahaman akreditasi.
“Beberapa daerah masih pembatasan sosial, terkendala transportasi dan sebagainya. Sehingga orang tua mungkin akan membatasi anaknya keluar daerah dan masuk ke Uswim. Makanya kami berusaha membantu, kalau misalnya situasi sudah aman dengan covid lalu mereka mau pindah kampus di luar Nabire, kami persilahkan. Intinya kamu mau bantu atasi dulu persoalan ini,” jelas wakil Rektor II ini.
Rektor Uswim, Petrus I Suripatty mengatakan, pihaknya mempertimbangkan situasi pandemi covid19 sehingga akan menerima semua pendaftar. Dengan catatan bahwa legalitas uswim susah teruji. Maka, jika sampai di semester 2 atau 3 lalu ingin keluar kampus lain setelah situasi membaik, dipersilahkan.
“Kami mau bantu mereka agar dalam situasi ini tetap kuliah. Kalau sudah aman dan mau pindah, tinggal dibuatkan surat pindahnya. Artinya kalau mereka ingin kuliah diluar, tidak mengulang di semester satu dan satu tahun ini tidak nganggur,” kata Suripatty.
Seorang calon mahasiswa baru, Sepius O Badii, menambahkan dirinya sudah menerima pemberitahuan melalui pesan WhatsApp jika lulus dalam tes masuk perguruan tinggi dari 30 soal yang dikerjakannya.
“Saya sudah terima pesan kalau lulus, walaupun soalnya susah,” kata Badii.
Calon mahasiswa fakultas teknik informatika ini menjelaskan bahwa orang tuanya menghendaki ia kuliah di Nabire. Alasannya bahwa selain pandemi, ada juga kemudahan tempat tinggal, mengurangi biaya kos dan makan minum.
“Saya mau keluar Nabire, tapi orang tua mau di Uswim saja. Biar biaya berkurang, makan bisa di kirim dari Dogiyai, bisa control saja di sini. Ya saya ikut saja karena keinginan saja di teknik informatika dan di Uswim ada,” jelas pemuda asal Dogiyai ini.(*)
soothing relaxation