Dinas Pendidikan dan tim covid-19 tinjau kesiapan sekolah hadapi KBM

Kadis Pendidikan Nabire, Yulianus Pasang

Nabire, Bmiofinavandu – Dinas Pendidikan bersama tim covid-19 Kabupaten Nabire melakukan pemantauan ke sekolah-sekolah untuk memastikan apakah kegiatan belajar mengajar sudah dapat dilaksanakan ataukah masih tetap belajar dari rumah. 

Bacaan Lainnya
Kunjungan sudah dilakukan pada seluruh sekolah SMP dan SMA/SMK, dan kemarin (29/7), ke Distrik Teluk Kimi dan Distrik Makimi. 
“Kami sudah tiga hari turun ke lapangan (sekolah-sekolah). Tujuannya untuk melihat dan memastikan bersama tim covid, apakah sekolah sudah bisa berjalan atau belum. Jadi semua sekolah akan didatangi,” ujar Kadis Pendidikan Nabire, Yulianus Pasang via selulernya. Jumat (31/7/2020). 
Hasil dari kunjungan nantinya kata Pasang, tergantung dari tim covid-10. Apakah sudah dibolehkan melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah atau masih ditunda dan tetap belajar dari rumah. Namun, bila sudah diizinkan maka Dinas Pendidikan tentunya harus mendapatkan rekomendasi yang dikeluarkan oleh tim covid. 
“jadi kalau belum dimungkinkan berarti tidak mendapatkan rekomendasi dari tim covid, maka KBM belum dapat dilaksaksanakan dan tetap masih di rumah,” katanya. 
Menurut Kadis Pendidikan, dari pantauan, sekolah-sekolah sudah siap untuk melaksanakan KBM. Hal tersebut dinilai dari segi protokol kesehatan, sekolah-sekolah sudah mengiapkan cuci tangan di depan kelas, pembagian kursi sudah sesuai yakni jika didalam satu kelas terdapat 30 meja kursi maka akan di bagi dua menjadi 15 kursi dengan jarak tertentu. 
Jika satu kelas terdapat 30 meja kursi, maka perlu kurangi menjadi 15 dengan jarak minimal satu meter. Dan, tentunya tim covid akan memberikan pemahaman tentang protokol kesehatan. 
“kita liat perkembangan sampai hari sabtu. Jika ada sekolah yang tidak mengikuti arahan maka tidak akan diberikan rekomendari. sebab sekolah harus selalu bersih, tidak boleh ada kantin, jam belajar empat jam dan sebagainya,” tuturnya di balik seluler. 
Pasang mengaku, kunjungan ini juga dilakukan berdasarkan petunjuk pimpinan daerah. Kemudian pantauan dinas pendidikan bahwa per tanggal 13 juli silam, bahwa kebanyakan siswa sudah hendak ke sekolah, padahal belum ada informasi bahwa sekolah sudah masuk kembali untuk melakukan KBM. 
Dan pihaknya, saban hari berkeliling untuk memantau dan menanyakan siswa bahwa kenapa hendak ke sekolah. Namun jawaban siswa/pelajar bahwa mereka sudah bosan di rumah dan hendak ke sekolah untuk belajar. 
Dinas pendidikan kemudian koordinasi dengan orang tua, dan didapati ternyata kebanyakan mengeluh bahwa harus anak ke sekolah. 
“Kami juga liat bahwa anak juga kalau di rumah, mereka bosan dan kebanakan bermain,” Pasang menirukan ucapan orang tua. 
Unuk itu lanjut Pasang, jika nantinya sekolah sudah melakukan KBM setelah diberikan izin oleh tim covid. maka baik guru maupun para orang tua wajib memperhatikan protokoler kesehatan penanganan pandemi. 
Yakni anak diwajibkan untuk memakai masker, sesampainya di sekolah langsung maasuk ke dalam kelas. Belajar empat jam dan tidak dibiarkan bermain dan berkeliaran di sekolah. Tidak dibenarkan ada kantis di sekolah, anak harus membawa bekal dari rumah, Guru harus mengawasi setiap pergerakan anak di sekolah, mencuci tangan dan menjaga jarak. Meja belajar ditempel nama dan tidak boleh siswa bertukar tempat . 
“Dan setelah belajar, orang tua sudah langsung menjemput dan mengantar anak kembali ke rumah. Setelah jam pulang sekolah, rungan-ruangan harus dibersihkan dan disemprot untuk persiapan belajar esok harinya, begitu seterusnya. Sekali lagi kalau sekolah sudah dibuka maka ini sangat wajib diperhatikan oleh guru dan orang tua,” lanjut dia. 
Pasang bilang, jika pelaksanakan KBM terus di rumah, diyakini akan menambah angka buta huruf. Sebab dengan berlajar dari rumah, belum tentu semua orang tua akan memperhatikan kan jam belajar anaknya karena sibuk. 
Apalagi anak kelas satu SD yang baru masuk, pastinya selama setahun akan buta huruf. Sebab bila pandemi masih lama berakhir, maka generasi ini akan putus dan buta huruf. Hal itu berarti, terjadi penurunan kwalitas dan mutu pendidikan. 
“Artinya, sumber daya manusia akan mengalami penurunan,” terangnya. 
Untuk itu, pihaknya sangat mengharapkan dukungan dari seluruh masyarakat, terutama para orang tuan untuk terlibat langsung dengan mendukung jika pelaksanaan KBM sudah dapat terlaksana. 
Dukungannya berupa ikut menentukan sukses dan tidaknnya pendidikan. Sebab keberhasilan seorang anak tergantung dari didikan orang tuanya. 
“Ya, memperhatikan makan, kesehatan, jam belajar dan selalu memanau setiap kegiatannya. disiplin, mengikuti protokol kesehatan. dan semua perlu memfasilitasi sehingga anak-anak bisa bertatap muka di sekolah,” harap Pasang.(Red,TR) 

PHP Dev Cloud Hosting

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *