Musyawarah yang dilaksanakan di Para – para adat Suku Besar Yerisiam Gua di Kampung Sima, Distrik Yau, Nabire – Dok Suku Yerisian,
Humas Suku Yerisiam Gua, Sambena Inggeruhi, menjelaskan, pergantian kepala suku ini berdasarkan beberapa pertimbangan badan pengurus berdasarkan usulan dari masyarakat adatnya.
Hal tersebut lantaran Mantan Kepala Suku dalam melaksanakan tugasnya dinilai tidak dapat melaksanakan dengan baik. Misalnya, Danile Yarawobi jarang terlibat dalam masalah – masalah yang dihadapi suku, seperti ada pertemuan yang seharusnya seorang kepala suku hadir dan beberapa pertimbangan lainnya.
“Sebenarnya, ini masalah rumah tangga suku kami yang tidak perlu orang luar tau. Tapi intinya kinerja kepala suku dinilai tidak mampu melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya, itu yang menjadi pertimbangan masyarakat dan meninta diganti,” jelas Inggeruhi saat ditemui di Nabire pada Sabtu (06/06/2020).
Lanjut Inggeruhi, pihaknya kemudian mengumpulkan empat nama kepala sub suku guna meminta pertimbangan guna mencari jalan keluarnya. Sehingga dalam pertemuan pekan lalu, yang agendanya adalah melakukan evaluasi kinerja kepala suku dan saat itu, nerubah menjadi pemilihan kepala suku.
Dan, didalam rapat tiba – tiba ada masyarakat yang meneriakan dan menghendaki pergantian kepala suku. Atas desakan tersebut, pihaknya berkomitmen bahwa jika diganti apa konsekwensinya. Maka kesepakatan dalam musyawarah saat itu bahwa semua menghendaki agar diganti.
“Dan aspirasi ini datang dari keluarganya sendiri. Jadi sebenarnya kami tidak ada agenda pergantian tetapi evaluasi. Tapi karena desakan masyarakat, kami terpaksa melakukan pemilihan saat itu juga. Dan dalam pelaksanaannya kami berpegang pada musyawarah untuk mencapai mufakat dan terjadilah pergantian itu,” lanjut dia.
Pelaksanaan, diusulkannya calon dari empat tiga sub suku yaitu, sub suku Akaba, sub suku waoha dan suku sarakwari serta sub suku koroba. dalam telah disepakai yang berhak memilih adalah perwakilan dari masing – masing sub suku dengan jumlah yang ditetapkan sama dan melakukan pemilihan. Sebab bila semua dilibatkan maka tentunya ada sub suku yang masyarakatnya lebih banyak akan memenangkan pemilihan dibanding sub suku lain dan disinilah terjadi ketidakadilan.
“jadi kami tetapkan 15 pemili dari tiap sub suku sebagai perwakilan dalam pemilihan dan terpilihlah kepala suku baru di suku Yerisiam,” tuturnya.
Maka menurut Sambena, pergantian ini tidak menyalahi aturan dan anggaran dasar dan anggaran rumah tanggau suku. jika mantan kepala suku Daniel Yarawobi berkeberatan, pihaknya berpendapat bahwa andaipun saat ini kemungkinan belum menerima pergantian namun tentu dengan berjalannya waktu mantan kepala suku itu pasti akan legowo.
“Sebab tidak ada niat untuk melengserkan beliau atau menghapus dari sejarah Yerisiam. Tetapi ada hal lain yang kami rasa bahwa pergantian ini tetapi demi keluarganya. Dan kalau beliau memilih jalur hukum kami persilahkan,” ujarnya.
Terpisah, mantan kepala suku besar Yerisiam Gua, Daniel Yarawoni menuturkan jika pelaksanaan musyawarah pergantian kepala suku dirinya tidak diberitahunan bahkan diundangan. Ia mengaku jika masyarakat beberapa hari sebelumnya mendatangi rumahnya guna penandatanganan penambahan lahan plasma.
Dan menurut informasi yang diperolehnya dari masyarakat bahwa pelaksanaan pertemuan serba mendadak. Undangan disampaikan jumat sore dan kemudian sabtu pagi masyarakat didesak untuk melakukan pertemuan serta pemilihan kepala suku.
“Saya tidak ada pemberitahuan tentang pergantian kepala suku atau rapat. Ada informasi dari masyarakat kalau semuanya serba mendadak bahkan hampir terjadi pertengkaran diantara masyarakat dalam pertemuan itu,” tutur Yarawobi.
Untuk itu, Yarawobi mengaku belum menerima hasil pertemuan dan pergantian kepala suku yang dinilainya serba mendadak dan tidak masuk akal. Maka ia akan menempuh jalur Hukum sekaligus jalur adat.
“Saya nilai ada ini ada hubungannya dengan perusahaan yang hendak menambahkan perluasan lahan plasma. Dan saya sangat yakin kalau ini ada campur tangan pihak lain. Mau ganti kepala suku silahkan tetapi saya tetap kepala suku berdasarkan tanah datuk di Yerisiam dan tetap mempertahankan tanah saya sebagai pihak laki – laki sesuai adat orang Papua,” tuturnya.(Red)