SERANGAN TALIBAN DI AFGHANISTAN ‘MEMBATALKAN UPAYA PERDAMAIAN’ AMERIKA

Gerilyawan Taliban

KIM Online – Dilansir dari Jerusalem Post, Timur Tengah (7/9/2019) Pukul 21:02, bahwa lonjakan serangan yang dilakukan gerilyawan Taliban di Afghanistan telah “menggagalkan” upaya perdamaian di sana. Demikian dikatakan seorang komandan senior militer AS pada hari Sabtu ketika ia mengunjungi Pakistan, tempat banyak gerilyawan Taliban berpangkalan.

Bacaan Lainnya

Jenderal Kelautan AS Kenneth McKenzie, yang mengawasi pasukan Amerika di wilayah itu, menolak mengomentari negosiasi diplomatik itu sendiri.

Namun pernyataan itu merupakan tanda terbaru tentang bagaimana gelombang kekerasan Taliban telah membuat bayangan panjang atas rancangan perjanjian damai yang melanda antara AS dan negosiator Taliban minggu ini. Dan hal ini tentu dapat menunda penarikan pasukan AS di daerah tersebut.

 Kenneth McKenzie, kepala Komando Pusat AS

“Sangat tidak membantu pada saat ini dalam sejarah Afghanistan bagi Taliban untuk meningkatkan kekerasan,” ujar McKenzie, kepala Komando Pusat AS, yang mengatakan kepada wartawan internasional yang saat itu bepergian bersamanya.

Pejuang Taliban, yang kini menguasai lebih banyak wilayah sejak tahun 2001, melancarkan serangan baru di kota-kota utara seperti: Kunduz dan Pul-e Khumri selama sepekan terakhir ini dan melakukan dua pemboman bunuh diri besar-besaran di ibu kota Kabul.

Salah satu dari ledakan itu menewaskan Sersan Angkatan Darat AS Kelas 1 Elis A. Barreto Ortiz, 34 tahun, dari Puerto Riko, sehingga keadian ini menambah daftar tentara Amerika yang tewas di Afghanistan tahun ini menjadi 16 orang.

McKenzie mengatakan bahwa, agar proses perdamaian ini bisa terealisasi dengan baik, “semua pihak harus berkomitmen pada penyelesaian politik akhirnya” yang, pada gilirannya nanti akan menghasilkan pengurangan kekerasan, tambahnya.


“Jika kita tidak bisa melakukan itu, maka sulit untuk melihat para pihak akan dapat melaksanakan ketentuan perjanjian, apa pun yang mereka mungkin atau mungkin tidak,” kata McKenzie.

Sebagaimana diketahui bahwa di bawah rancangan perjanjian yang sebelumnya sudah disepakati, ribuan tentara AS akan ditarik selama beberapa bulan mendatang dengan imbalan jaminan bahwa Afghanistan tidak akan digunakan lagi sebagai pangkalan untuk serangan militan terhadap Amerika Serikat dan sekutunya.

Namun, perjanjian damai untuk mengakhiri lebih dari 18 tahun perang akan tergantung pada pembicaraan “intra Afghanistan” berikutnya. Taliban telah menolak seruan untuk gencatan senjata dan malah meningkatkan operasi di seluruh negeri.

PERANG SIPIL BARU?
Bagi rakyat Afghanistan, peningkatan serangan Taliban baru-baru ini telah membawa kekhawatiran bahwa tidak mungkin lagi akan mencapai penyelesaian yang stabil setelah penarikan AS sepenuhnya.

Banyak yang khawatir tentang perpecahan di sepanjang garis etnis dan regional, dengan suku Tajik dan Hazara yang berbahasa Persia dari utara dan barat melawan Pashtun selatan dan timur, kelompok yang telah memasok sebagian besar penguasa Afghanistan di mana Taliban mendapat dukungan paling besar. Kenangan perang saudara tahun 1990-an sangat jelas.

McKenzie mengatakan dia tidak tahu apakah ada perencanaan untuk gelombang serangan baru-baru ini di Afghanistan berasal dari militan yang berbasis di Pakistan atau tidak.

Tetapi McKenzie memuji Pakistan karena mendukung upaya perdamaian di Afghanistan, hal ini merupakan sinyalemen terbaru peningkatan hubungan yang sudah lama terjalin antara Washington dan Islamabad.

“Banyak orang Pakistan telah terbunuh oleh serangan militan di dalam Pakistan. Saya pikir Pakistan melihat manfaat dari Afghanistan yang stabil,” kata McKenzie.

“Jadi saya pikir mereka berkomitmen untuk membantu kita mencapai solusi politik di Afghanistan.”

Selama bertahun-tahun, Amerika Serikat menuduh Pakistan gagal melakukan cukup banyak upaya untuk memerangi gerilyawan berdasarkan wilayahnya. Pakistan membantah tuduhan bahwa mereka mendukung Taliban tetapi banyak anggota yang tinggal di sana.

McKenzie mengakui ada tempat berlindung yang aman darin militan di Pakistan tetapi mengatakan: “Saya percaya Pakistan beroperasi melawan tempat-tempat berlindung yang aman itu.”

“Saya percaya pekerjaan itu tidak lengkap tetapi terus berlanjut,” tambahnya (red KIM).

Serangan bom bunuh diri di Kabul, Afghanistan pada Selasa 3 September 2019
PHP Dev Cloud Hosting

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

17 Komentar

  1. Ping-balik: he has a good point
  2. Ping-balik: พรมรถ
  3. Ping-balik: bonanza178 login
  4. Ping-balik: Bauc14
  5. Generally I don’t read post on blogs, however I wish to say that this write-up very compelled me to check
    out and do so! Your writing taste has been amazed me.
    Thank you, quite great post.