“Iran memang merencanakan serangan terhadap kami sepanjang waktu dan di seluruh kawasan beberapa negara tetangga kami, jadi kami harus bertindak terhadap kegiatan mereka di kawasan itu,” Demikian ditegaskan Netanyahu kepada presenter dunia BBC Mohamed Seif El-Nasr saat berada di London, Kamis.
Israel, yang telah mengakui ratusan serangan udara di Suriah terhadap target Iran dan Hizbullah, juga memiliki mekanisme dekonflik dengan Rusia yang melakukan intervensi dalam Perang Saudara Suriah pada September 2015, dimana mereka berpihak pada Presiden Bashar Assad, untuk menghindari konflik yang tidak diinginkan.
Diketahui bahwa hubungan antara Yerusalem dan Moskow mulai tegang sejak tahun lalu setelah sebuah pesawat militer Rusia di jatuhkan Suriah menyusul serangan udara Israel pada target terdekat Iran. Terlepas dari insiden ini, IAF sebagian besar memiliki kekuasaan bebas untuk melakukan serangan terhadap target yang dianggap sebagai ancaman bagi negara Yahudi.
Sebuah laporan dari The New York Times mengutip para pejabat AS mengatakan bahwa Israel berada di belakang beberapa serangan mereka ketika menyerang sasaran militer di Irak, termasuk serangan 19 Juli yang menyerang pangkalan yang digunakan oleh Pengawal Revolusi Iran untuk mentransfer senjata ke Suriah.
Laporan NYT ini menambahkan bahwa serangan 19 Juli dilakukan dari dalam kawasan Irak dan menghancurkan banyak peluru kendali dengan jangkauan 200 km. (125 miles).
Netanyahu mengatakan bahwa beberapa negara Arab tidak peduli tentang kebuntuan dalam negosiasi dengan Palestina, tetapi mereka justru mencari kerja sama demi pertahanan dan keamanan dengan negara Israel. “Normalisasi dengan kami meningkat,” kata Perdana Menteri.
“Saya pikir tidak mungkin untuk mencapai kesepakatan damai lainnya, tetapi hal baru adalah bahwa negara-negara Arab menyadari bahwa kita dapat bergerak maju dalam banyak hal, terutama di bidang keamanan, dan saya sangat senang dan mendukung hal tersebut.” (Red)
7 Komentar