KIM Online-Polemik tentang pernyataan Ustad Abdul Somad alias UAS kian hari kian bergulir panas. Beragam pendapat mulai bermunculan dari Khalayak, khususnya dari kalangan Tokoh-Tokoh Agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik.
Namun dengan semakin bermunculannya pro-kontra di khalayak umum, Sang Ustad tetap tidak gentar sedikit pun! Meski kasus ini sudah dilaporkan ke pihak berwajib, Sang Ustad justru balik menantang! Bagi UAS dia tetap merasa tidak bersalah. Sang Ustad tetap bergeming bahwa apa yang diucapkan itu bukanlah hal yang salah! Ini adalah kebenaran Al-Quran yang saya katakan! Kalau saya ‘minta maaf’ maka saya harus melenyapkan ayat Al-Quran itu!” demikian ditegaskan UAS.
Dilansir dari akun Instagram @video_ustadz_abdul_somad pada Senin (19/08) dalam video tersebut Ustad Abdul Somad yang memberikan klarifikasinya terhadap isu penistaan agama. “Saya sedang dilaporkan ke Polda Nusa Tenggara Timur karena dianggap penistaan agama. Sudah baca beritanya?” kata Ustad Abdul Somad. Lalu ia memberikan tiga poin klarifikasi terhadap isu penistaan agama yang menimpa dirinya saat ini.
Dilansir dari akun Instagram @video_ustadz_abdul_somad pada Senin (19/08) dalam video tersebut Ustad Abdul Somad yang memberikan klarifikasinya terhadap isu penistaan agama. “Saya sedang dilaporkan ke Polda Nusa Tenggara Timur karena dianggap penistaan agama. Sudah baca beritanya?” kata Ustad Abdul Somad. Lalu ia memberikan tiga poin klarifikasi terhadap isu penistaan agama yang menimpa dirinya saat ini.
Poin pertama ia menjelaskan bahwa dirinya hanya menjawab pertanyaan dari seorang jamaah yang hadir di kajiannya. “Pertama, itu saya menjawab pertanyaan bukan membuat-buat untuk merusak hubungan antar umat beragama,” ungkapnya. Poin kedua, Ustadz Abdul Somad mengaku bahwa kajian yang diselenggarakan pada waktu itu tertutup, alias tidak untuk umum. “Itu pengajian di dalam masjid tertutup, bukan di stadion, bukan di lapangan sepak bola. Bukan di TV, tapi untuk intern umat Islam menjelaskan pertanyaan umat Islam mengenai patung dan tentang kedudukan Nabi Isa. Untuk orang Islam dalam sunah Nabi Muhammad,” jelasnya.
Berbeda halnya dengan beberapa pendapat dari Tokoh Kristen.
Menurut Pendeta Ezra Soru, seorang Pendeta senior di kota Kupang, yang menanggapi pernyataan UAS ini melalui Youtobe: https://www.youtube.com/watch?v=Pgpg7yu8P-E, mengatakan bahwa hal yang Pertama, pernyataan UAS adalah jelas merupakan Penistaan agama. Karna sekalipun UAS tidak mengeluarkan pernyataan secara eksplisit, tetapi semua orang tahu bahwa salib adalah simbol Kekristenan. Apalgi jika kata-kata itu diungkapkan dengan gaya-gaya tertentu yang akhirnya menjadi tertawaan Umat, maka hal ini menambah kadar penistaan. Kedua, pernyataan UAS ini adalah sangat konyol. Hal ini seperti apa yang dikatakan Rasul Paulus dalam Filipi 3:18-19, bahwa akan adanya orang yang menjadi seteru salib Kristus termasuk di dalamnya adalah UAS. Hal ini disesalkan Esra Soru karena justru pemuka agama sekelas UAS yang melakukan hal ini. Ini adalah sikap yang sangat salah.
Sementara di tempat lainnya, Romo Aba MSC, seorang Tokoh Agama Katolik, yang juga melalui liputan di Youtobe: https://www.youtube.com/watch?v=nAeMGLOWRzo, dengan tegas mengatakan bahwa sesungguhnya ceramah ini membuat saya sangat terheran-heran. Saya justru bertanya, “sampai kapan peperangan Theologis ini akan berakhir? Sampai kapan Islam dan Kristen akan saling menyerang?” Ketika banyak orang memperuangkan dunia yang damai dan penuh toleransi, kenapa selalu saja muncul hal-hal seperti ini yang memperkeruh keadaan? Dan apakah beliau UAS sudah kehabisan bahan ceramah? Namun saya berterima kasih banyak karena justru melalui fenomena seperti ini saya dan seluruh Umat Kristen justru semakin mencintai Kekristenan.
Berbeda dengan kedua Tokoh di atas, seorang Dosen Pendidikan Agama Kristen di kota Kupang, Abdy Busthan, S.Pd., M.Pd.,mengatakan bahwa terkait dengan ucapan UAS ini ada tiga poin penting yang harus kita ketahui bersama. Pertama, “bahwa ini adalah dinamika kehidupan dalam perbedaan (life in difference). Kita hidup dalam dunia yang penuh dengan keragaman-perbedaaan. Dan ini adalah kenyataan aksiomatis yang kita tidak mungkin bisa menghindarinya. Jadi, jika ada orang yang berbeda paham, beda pemikiran, bahkan beda doktrin dengan kita, maka kita tidak perlu tersinggung dan marah lalu menghakimi dia. Justru iman Kekristenan kita akan bertumbuh dengan baik di dalam perbedaan. Karena kita tidak akan mungkin mendapatkan pelajaran tentang iman yang baik, jika semua orang selalu setuju dan sepaham dengan kita”. Hal Kedua, bahwa “sendainya jika pernyataan UAS itu kita tanya kepada Tuhan Yesus, saya yakin Yesus akan menjawab: Ampunilah dia karena dia tidak tahu apa yang dia perbuat. Jadi bukan hak kita menghakimi sesama kita. Serahkan saja kepada Tuhan”. Demikianlah penjelasan Abdy Busthan melalui Youtobe: https://www.youtube.com/watch?v=uJtfcKr7nf4&t=36s
Ketiga, lebih lanjut ditegaskan Abdy Busthan bahwa, “Dengan pernyataan UAS seperti itu, maka Umat Kristen tidak perlu tersinggung karena sesungguhnya UAS sudah merendahkan harga diri dia sendiri sebagai Ustad sekaligus juga merendahkan Agama Islam itu sendiri. Mengapa demikian? Karena di dalam ajaran Islam, posisi Isa Almasih atau Yesus yang berada di salib itu adalah seorang Oknum yang sangat istimewa. Ini jelas di dalam ajaran Muslim. Yesus di dalam Kitab Suci Al-Quran disebutkan 28 kali tanpa kata ganti orang, bahkan Dia adalah golongan Nabi yang Ulul Azmi yaitu: sabar, tabah, dan pembawa kebaikan. Bahkan Malaikat dalam QS 19:29-34 menyebutkan bahwa Isa itu Suci. Nah, bagaimana mungkin Oknum yang jelas-jelas Al-Quran menyatakan Dia Suci lalu dikatakan jin oleh UAS? Saya pikir UAS harus banyak belajar lagi tentang ajaran Muslim!” Demikian ditegaskan oleh Busthan. (Red-KIM)
Berikut pernyataan ketiga Tokoh Kristen:
Berikut pernyataan ketiga Tokoh Kristen:
4 Komentar